Amerika Serikat mulai melancarkan serangan udara ke kelompok militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) akhir pekan ini. Presiden Amerika Serikat Barack Obama mengatakan, serangan ini akan berlangsung dalam waktu yang lama.
Diberitakan Fox News, Obama yang berbicara di Gedung Putih, Sabtu 9 Agustus 2014 mengatakan, operasi pemberantasan ISIS di Irak tidak akan kelar dalam hitungan hari. Bisa jadi, kata dia, ini akan menjadi satu lagi proyek jangka panjang militer AS.
"Saya kira masalah ini tidak akan selesai dalam hitungan minggu. Ini akan jadi proyek jangka panjang," kata Obama.
Obama memaparkan tiga strategi untuk memperkuat keterlibatan AS dalam perang di Irak. Strategi pertama adalah menyerang melalui udara pos-pos pertahanan strategis militer ISIS yang kini berganti nama menjadi Negara Islam (IS). Usai serangan, AS masuk ke strategi kedua, yaitu menjatuhkan bantuan kemanusiaan bagu ribuan warga yang terusir ke gunung Sinjar akibat ISIS.
Kebanyakan yang kabur ke gunung ini adalah etnis Yazidi, termasuk juga suku Kurdi dan warga Kristen. Obama menegaskan bahwa membantu mereka yang bersembunyi di gunung tanpa air dan makanan ini adalah target pertama bantuan AS ke Irak. AS akan berupaya membuka jalan agar kelompok bisa mencari tempat aman, selamat dari intaian ISIS.
Strategi selanjutnya adalah membantu Irak membentuk pemerintahan yang inklusif. Sebelumnya AS mengatakan, konflik bersenjata di Irak terjadi akibat Perdana Menteri Nouri al-Maliki yang Syiah telah mendiskriminasi dan memenjarakan warga Sunni.
Untuk melakukan ketiga strategi ini, Obama tidak memberikan tenggat waktu yang jelas. Namun dia menegaskan, bahwa tidak akan ada pasukan darat yang diturunkan ke Irak dalam mengatasi ISIS.
"Tidak akan ada solusi militer AS untuk masalah ini," kata Obama yan.
Strategi Obama ini juga dibantu oleh Inggris dan Prancis. Obama mengatakan, tidak akan menutup Konsulat AS di Irbil, berarti tentara dan diplomat AS tetap akan berada di kota itu. (VivaNews)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar