Senin, 21 Oktober 2013

Sultan Sulu Meninggal Dunia, Perebutan Sabah Tetap Berlanjut


Jamalul Kiram III, yang memproklamirkan dirinya sebagai Sultan Sulu, meninggal dunia dalam usia 75 tahun. Jamalul yang pernah melakukan penyerangan berdarah di negara bagian Sabah Malaysia awal tahun 2013 lalu meninggal di sebuah rumah sakit di Manila, Filipina, Minggu (20/10/2013).

Sultan Sulu Meninggal Dunia, Perebutan Sabah Tetap Berlanjut

Jamalul Kiram III meninggal akibat gagal ginjal yang dideritanya. Semasa sakit, Kiram mendapatkan tindakan dialisis dua kali seminggu. "Sultan meninggal sebagai orang miskin dan terhormat," kata istri Jamalul Kiram, Fatima Kiram, kepada AFP dan dilansir dalam Channel News Asia, Minggu (20/10/2013).

Menurut Fatima, meninggalnya Sultan Sulu bukan berarti perjuangan dalam merebut kembali Sabah sebagai bagian dari kesultanan Sulu, Filipina Selatan, berhenti.


"Perjuangannya untuk merebut kembali Sabah sebagai bagian dari wilayah kesultanan akan terus berlanjut," kata Fatima.

Meski demikian, Fatima melanjutkan, perebutan bukan berarti harus dilakukan dengan jalan kekerasan seperti yang terjadi awal tahun ini dimana puluhan korban dinyatakan tewas dari dua kelompok, Filipinan dan Malaysia. Dia mengatakan, bahwa pihak keluarga bersedia untuk melakukan perundingan dengan Malaysia.

Peristiwa berdarah di Sabah berawal ketika sekitar 200 pengikut Sultan Sulu tiba di wilayah ini pada 9 Februari lalu dengan menggunakan kapal. Kedatangan mereka untuk mengklaim tanah yang menurut mereka merupakan milik leluhur mereka berdasarkan dokumen-dokumen sejarah.

Baku tembak dengan aparat Malaysia pun tak terhindarkan. Tercatat lebih dari 70 orang, sebagian besar pengikut Sultan Sulu, tewas dalam bentrokan tersebut.

Juni lalu, pengadilan Malaysia mengadili 8 warga negara Filipina atas dakwaan terorisme. Kedelapan warga Filipina ini terancam hukuman mati karena terlibat dalam bentrokan berdarah di Sabah, Malaysia.

Kedelapan orang yang diadili ini merupakan kelompok pertama yang disidangkan terkait konflik Sabah. Mereka adalah bagian dari 100 orang yang ditangkap oleh aparat Malaysia karena diyakini terlibat konflik Sabah. Delapan orang ini dijerat bermacam dakwaan, mulai dari menyembunyikan orang-orang yang terlibat aksi terorisme, hingga melancarkan perang melawan raja Malaysia.

Empat bulan berlalu, pemerintah Malaysia menghentikan pengejaran terhadap sisa-sisa pengikut Sultan Sulu. Namun demikian pengamanan militer secara permanen tetap digalakkan, di sepanjang garis pantai, tempat para pengikut kesultanan Sulu berlabuh.


Sumber : Detik

Tidak ada komentar:

Posting Komentar