Kamis, 23 Juni 2016

Senapan Pembunuh AR-15 Terjual 30 Ribu Pucuk Pasca Penembakan Orlando


Senapan serbu AR-15 laris manis usai penembakan di kelab gay Orlando yang menewaskan 50 orang. Senapan pembunuh ini menjadi favorit pelaku penembakan massal di Amerika Serikat dan menjadi sasaran perdebatan pengendalian senjata.

Diberitakan The Independent, sebuah toko daring di Amerika Serikat bahkan telah menjual lebih dari 30 ribu pucuk AR-15 dalam sepekan usai penembakan di Orlando.


Senapan Pembunuh AR-15 Terjual 30 Ribu Pucuk Pasca Penembakan Orlando

Toko yang berbasis di Bellevue, Pennsylvania itu, Hunter's Warehouse, mengakui penjualan AR-15 meningkat usai pelaku penembakan Orlando, Omar Mateen, menggunakannya dalam insiden itu.

Senapan semi-otomatis yang merupakan pengembangan dari senjata serbu M-16 militer ini juga digunakan dalam berbagai peristiwa penembakan di AS, yaitu di San Bernardino tahun lalu yang menewaskan 14 orang, pembantaian 27 siswa dan guru di SD Sandy Hook, dan pembunuhan 12 orang di bioskop Aurora, sama-sama di tahun 2012.


Pemilik Hunter's Warehouse, Tom Engle, mengatakan bahwa peningkatan penjualan bukan karena adanya penembakan, namun karena perdebatan pemerintah soal larangan penjualan senjata itu ke publik.

"Saat masyarakat terancam kehilangan hak mereka untuk membeli senjata tertentu, maka mereka akan mencari dan ingin memilikinya," kata Engle.




Pada tahun 1994 senapan serbu seperti AR-15 ini sempat dilarang penjualannya di AS. Namun pada tahun 2004, larangan ini kedaluwarsa dan tidak diperpanjang berkat lobi ketat NRA, AR-15 kembali beredar di pasaran.

Pemilik senjata Jon Stokes dari Texas dalam tulisannya di Vox mengaku memilih AR-15 karena memiliki banyak sekali aksesoris, bisa dimodifikasi dan bisa dipadupadankan dengan senjata lainnya.

"Polisi dan sipil membeli AR-15 karena satu senapan ini bisa digunakan untuk olahraga, berburu dan dalam skenario kekerasan, oleh seorang amatir. Dalam hal ini, AR-15 pada dasarnya adalah Lego raksasa untuk orang dewasa," kata Stokes. (CNN)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar