Pemerintah Amerika Serikat memprotes kehadiran Presiden Sudan Omar Bashir dalam KTT Luar Biasa OKI di Jakarta, Senin (7/3). Pasalnya, Bashir tengah didakwa dan diburu atas kejahatan perang oleh Pengadilan Kriminal Internasional, ICC.
"Amerika Serikat prihatin atas perjalanan Presiden Sudan Omar Bashir ke Indonesia untuk KTT OKI," ujar pernyataan Kedutaan Besar AS di Jakarta.
Bashir merupakan satu dari beberapa kepala negara yang menghadiri KTT Luar Biasa OKI yang khusus membahas isu Palestina dan Al-Quds Al-Sharif di Jakarta. Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) telah mengeluarkan surat penahanan Bashir pada 2009 dan 2010 atas tuduhan genosida dan kejahatan oerang di Darfur barat.
Bashir sempat menghadiri peringatan berakhirnya Perang Dunia II pada September lalu di China, negara yang juga bukan merupakan anggota ICC. Bashir juga sempat datang ke pertemuan puncak Uni Afrika pertengahan tahun lalu di Afrika Selatan.
Namun tahun lalu, Bashir batal menghadiri KTT Asia Afrika di Jakarta pada detik-detik terakhir.
Menurut AS, surat penangkapan untuk Bashir atas tuduhan kejahatan perang masih berlaku. Walau juga bukan anggota ICC, namun AS menyatakan mendukung dakwaan terhadap Bashir.
"Walau AS bukan anggota statuta Roma, yang merupakan traktat pembentuk ICC, namun kami mendukung upaya ICC dalam menangkap pelaku genosida, kejahatan terhadap kemanusiaan, dan kejahatan perang di Darfur," lanjut AS.
Sebelumnya, menurut Direktur Jenderal Multilateral Kementerian Luar Negeri RI, Hasan Kleib, undangan terhadap Bashir diberikan karena Sudan merupakan salah satu anggota oKI. Satu-satunya kepala negara OKI yang tidak diundang adalah Bashar al-Assad karena keanggotaan Suriah ditangguhkan pada tahun 2012.
Selain menghadiri KTT OKI, Bashir juga melakukan pertemuan bilateral dengan Presiden Joko Widodo. Dalam pertemuan tersebut, kedua negara membicarakan upaya peningkatan kerja sama kedua negara.
"Kami menyampaikan keinginan beberapa perusahaan swasta Indonesia untuk berinvestasi di sana [Sudan], terutama di bidang minyak," kata Jokowi. (CNN)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar