Direktur Intelijen Nasional Amerika Serikat, James Clapper, mengatakan bahwa tidak ada bukti mengenai keterlibatan teroris dalam jatuhnya pesawat Rusia di Mesir.
Clapper pun membantah klaim kelompok militan ISIS yang mengaku bertanggung jawab atas jatuhnya pesawat Airbus A321 milik maskapai Kogalymavia.
"Kami tidak punya bukti langsung mengenai keterlibatan teroris," ucap Clapper, dalam pertemuan pertahanan di Washington, seperti dikutip dari AFP, Selasa (3/11/2015).
Rusia dan Mesir juga telah membantah mengenai dugaan jatuhnya pesawat di semenanjung Sinai akibat sabotase atau serangan yang dilancarkan ISIS. Meski begitu, Clapper menyatakan perlunya analisis berdasarkan kotak hitam pesawat.
"ISIS mengklaim bertanggung jawab, tapi kita tetapo belum mengetahuinya," ucap Clapper.
Sedangkan Direktur Pusat Kontraterorisme Nasional AS, Nicholas Rasmussen, mengatakan bahwa investigasi masih berlangsung. "Di titik ini kami tidak punya data intelijen untuk menghubungkan ini ke terorisme," ujarnya.
Sebelumnya, Alexander Smirnov, pejabat maskapai penerbangan Rusia, mengatakan bahwa hanya faktor “eksternal” yang dapat menyebabkan kehancuran pesawat.
“Tidak ada kegagalan teknis yang dapat menyebabkan pesawat itu hancur di udara,” kata Alexander Smirnov, direktur maskapai penerbangan Kogalymavia, hari Senin (3/11/2015) di Moskwa.
Metrojet itu menghilang dari radar hari Sabtu (2/11) dengan 224 orang di dalamnya.
Hampir semua penumpang adalah wisatawan Rusia yang pulang ke St Petersburg dari kota wisata Sharm el-Sheikh di Mesir. Tiga warga Ukraina juga terdapat di antara para penumpang yang tewas itu.
Tim tanggap darurat telah menemukan kedua kotak hitam pesawat yang memuat data penerbangan dan komunikasi pilot. (Kompas)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar