"Di antara dinasti Kim, kekuasaan Kim Jong-Un adalah pemerintahan yang paling tidak stabil. Kekuasaannya tidak akan bertahan lama," lanjut pembelot yang enggan disebut namanya itu, seperti dikutip CNN, Selasa (8/9/2015).
"Pada 2013, ayah Kim Jong-Un, Kim Jong-Il meninggal. Kim Jong-Un kemudian mengambil kekuasaan dan berupaya sekuat mungkin," lanjutnya.
Menurutnya, Jong-Un menyebarkan hadiah dan tampih di publik serta membiarkan suaranya disiarkan ke seluruh Korea Utara melalui televisi. Warga Korut pun melihat hidup mereka akan jauh berbeda.
"Namun anggapan itu salah besar," imbuh pembelot itu.
Pada Desember 2013, Jong-Un mengeluarkan pamannya, Jang Song Thaek dari Partai Pekerja Korea. Jang kemudian dituduh melakukan kejahatan dan akhirnya dihukum mati.
"Kim Jong-UN mulai menunjukkan sifat aslinya. Bahkan dia menyebut pamannya itu sebagai manusia buruk serta lebih buruk dari seekor anjing," ungkap pembelot ini.
Bagi pembelot itu, Kim Jong-Il mungkin dikenal sebagai sosok yang kerap menjebloskan orang ke penjara atau membiarkan rakyat kelaparan. Namun sebagai pemimpin, Kim Jong-Il tidak asal memerintahkan melakukan pembunuhan.
Kim Jong-Un pun dianggap melakukan pendekatan berbeda dengan kalangan elite Korut. Jang Song Thaek dikenal sebagai sosok penting dalam pemerintahan.
"Saya bisa pastikan, rakyat kelas atas Korut tidak mempercayai Kim Jong-Un," sebut pembelot itu.
"Rezim Korut saat ini akan jatuh dalam waktu 10 tahun. Kim Jong-Un salah besar merasa bisa mengendalikan orang-orangnya dan memperkuat kekuasaan dengan melakukan eksekusi mati terhadap musuhnya. Rakyat akan semakin tidak percaya kepadanya, setelah dengan mudah membunuh pamannya sendiri," imbuhnya.
Namun yang jelas menurut pembelot ini, Korut tidak akan runtuh selama Kim Jong-Un hidup. Para pembelot berharap akan ada reformasi di Korut setelah Kim Jong-Un dilengserkan dari kekuatan (MetroTVNews)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar