Angkatan Laut Taiwan mengumumkan telah meluncurkan kapal perang tercanggih mereka dari kelas korvet berpeluru kendali dengan teknologi stealth alias tak kasat mata perdana.
Negara pulau itu berencana membuat selusin armada kapal perang di kelas ini, dan semuanya dibangun di galangan kapal Taiwan.
Dalam satu upacara peluncuran, di pangkalan Zuoying, Kaohsiung, Selasa lalu (31/3), Presiden Taiwan, Ma Ying-jeou, menyatakan, korvet Tuo Jiang dan kapal dukungan perang berbobot 20.000 ton, Panshih, itu menunjukkan keberhasilan negara itu dalam meningkatkan kapabilitasnya.
Dikutip dari Jane’s Defence Weekly, di Jakarta, Jumat dini hari, keberhasilan itu juga bermakna mengembangkan kapabilitas dan kemampuan peperangan Angkatan Laut Taiwan.
Bukan rahasia lagi bahwa Taiwan masih dianggap wilayah integral China dan suasana hubungan di antara kedua negara ini selalu dalam keadaan waspada.
Apalagi China secara masif dan agresif terus mengembangkan belanja pertahanannya, yang dilaporkan hingga 145 miliar dolar Amerika Serikat pada tahun anggaran 2015 ini.
Tuo Jiang telah diserahkan kepada Angkatan Laut Taiwan pada Desember 2014 setelah dibangun di galangan kapal Lung The, di Pelabuhan Su-ao.
Spesifikasi teknisnya cukup impresif, dinyatakan dapat berlayar pada kecepatan 40 knot perjam dengan kemampuan peluncuran peluru kendali anti kapal permukaan.
Sistem pertahanan ini meliputi peluru kendali Hsiung Feng III, yang didorong roket ramjet berkecepatan di atas supersonik.
Secara kasat mata, wujud korvet Tuo Jiang memberi kesan bahwa negara ini telah menguasai teknologi pertahanan maritim terkini.
Dengan tiga lunas dan lunas tengah mengambang saat kosong muatan, Tuo Jiang “bersih” dari sistem persenjataan yang dia bawa, kecuali meriam kubah 40 milimeternya di haluan.
Bentuk sudutnya mirip berlian dengan siku-siku yang tegas dan tanpa railing (pagar), khas kapal berteknologi stealth.
“HF-3 yang dikembangkan Institut Sains dan Teknologi Chung Shan di bawah Kementerian Pertahanan Taiwan ini sangat diwaspadai pesawat tempur Korps Udara Tentara Laut Pembebasan China dari kapal induk mereka,” kata Jane’s Defence Weekly, pada laporannya tahun lalu.
Sedangkan Panshih dengan bobot 20.000 ton dirancang untuk berbagai misi, termasuk angkut personel, SAR maritim, dan misi kemanusiaan. (Antara)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar