Myanmar menggelar operasi militer mengejutkan kemarin (14/3), dengan mengirim jet tempur ke wilayah China. Imbasnya, lima warga sipil tewas akibat serangan bom udara. Jet itu menyerang kebun di Kota Lincang, Provinsi Yunan. Selain korban tewas, delapan petani tebu lainnya turut cedera.
Jet tempur Myanmar serbu China, tewaskan lima warga sipil |
Pemerintah China memprotes serangan Myanmar yang tanpa koordinasi itu. Dubes Myanmar di Beijing telah dipanggil untuk menjelaskan alasan jet dikirim melintasi perbatasan.
Shanghaiist, Minggu (15/3), melaporkan, Myanmar mengirim jet karena mendapat info pasukan separatis etnis Kokang kabur memasuki wilayah China.
Tapi Negeri Tirai Bambu tidak bersedia menerima penjelasan Myanmar. Sejak tadi malam, Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) sayap militer China, berjaga di perbatasan. Satu skuadron jet juga disiagakan di Yunan, buat menghalau tentara Myanmar bila nekat kembali memasuki wilayah mereka.
"Jatuhnya korban warga sipil ini harus diselidiki oleh Otoritas Militer Myanmar," kata Wakil Menteri Luar Negeri China Liu Zhenmin.
Myanmar sejak awal bulan lalu mengumumkan darurat militer di Provinsi Kokang, wilayah timur negara berbatasan dengan Vietnam dan China. Setiap ada kekerasan di Kokang, warga banyak yang mengungsi ke Negeri Panda. Rombongan manusia itu sesekali disusupi tokoh pemberontak.
Presiden Thein Sein mengatakan kekerasan meningkat karena militan etnis minoritas setempat menyerang tentara Myanmar. Tembak-menembak pertama kali terjadi pada 9 Februari lalu.
"Darurat militer di Provinsi Kokang berlangsung minimal tiga bulan dan dapat diperpanjang bila dirasa perlu," kata Sein saat berpidato di televisi nasional.
Pemberontakan bersenjata etnis Kokang dimulai lima tahun lalu. Mereka menuntut otonomi khusus dan konsesi tambang. Ketidakpuasan etnis minoritas di Myanmar dipicu oleh dominasi ekonomi warga dari suku mayoritas Karen dan Mon-Khmer. Hal serupa juga menyebabkan pembantaian etnis minoritas muslim Rohingya. (Merdeka)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar