Minggu, 04 Januari 2015

Iran Bantah Capai Kesepakatan Soal Nuklir


Iran membantah telah mencapai kesepakatan dengan AS untuk mengirim kelebihan uranium yang diperkaya ke Rusia berdasarkan konsesi baru yang bertujuan mencapai kesepakatan nuklir yang lebih komprehensif dengan enam negara adidaya.

Kantor berita Associated Press mengutip para diplomat yang pada Jumat mengatakan bahwa Tehran dan Washington telah menyetujui satu formula sementara untuk mengirim sebagian besar materi yang bisa digunakan oleh negara Islam ini untuk membuat bom Atom, ke Rusia.


Pertemuan antara Iran dengan enam negara adidaya seperti Amerika Serikat gagal mencapai kesepakatan soal nuklir Iran
Pertemuan antara Iran dengan enam negara adidaya seperti Amerika Serikat gagal mencapai kesepakatan soal nuklir Iran. Foto : Reuters/Nicholas Kamm

Juru bicara kementerian Iran Marzieh Afkham mengatakan “tidak ada kesepakatan terkait masalah nuklir” yang berhasil dicapai.

“Berita semacam itu disebar dengan motif politik dan bertujuan merusak iklim dalam perundingan dan memperumit situasi untuk mencapai satu kesepakatan,” ujar Afkham seperti dikutip kantor berita pemerintah IRNA.


Sementara itu kantor berita semi resmi ISNA, mengutip seorang “sumber terpercaya” yang juga membantah laporan itu: “Isu memindahkan uranium (yang diperkaya) ke luar negeri sudah menyebar beberapa lama, tetapi kami belum mencapai kesepakatan dalam masalah ini.”

Kepala badan energi atom Iran, Ali Akbar Salehi, mengatakan kepada umat yang bersembahyang Jumat bahwa konflik nuklir yang sudah berjalan lama ini akan segera berakhir.

“Percayalah masalah nuklir akan bisa diselesaikan dan akan menguntungkan Iran dan tidak lama lagi kita akan merayakan kemenangan Iran,” ujarnya seperti dikutip Mehr News.

Iran dan enam negara adidaya yang dikenal dengan sebutan “P5 1” - Amerika Serikat, Rusia, Tiongkok, Perancis, Inggris dan Jerman - akan memulai kembali perundingan pejabat tingkat rendah mengenai kegiatan nuklir Iran di Jenewa pada 15 Januari, tetapi kesenjangan perbedaan antara kedua kubu masih lebar.

Kesepakatan sementara yang dicapai pada 24 November 2013, menjabarkan langkah-langkah yang harus dilakukan Iran untuk mengatasi aspek-aspek kegiatan nuklirnya yang sensitif seperti pengayaan kadar tinggi, dengan imbalan pelonggaran sanksi ekonomi.

Tetapi pada November lalu, kedua pihak gagal memenuhi tenggat waktu yang ditentukan untuk mengakhiri pertikaian dan memperpanjang kesepakatan sementara itu hingga 30 Juni 2015.

Diantara perbedaan yang masih mengganjal adalah cakupan pengayaan uranium, jumlah sentrifusal dan kecepatan dan kelanjutan pengendoran sanksi.

Iran berkeras bahwa program-programnya bertujuan damai dan mendesak negara-negara Barat untuk mencabut tuntutan “tak masuk akal” yang menghalangi tercapainya satu terobosan.  (CNN)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar