Diberitakan Russia Today yang mengutip stasiun televisi Afghanistan, Tolo News, peristiwa ini terjadi pada 17 November lalu di distrik Balabolok, provinsi Farah di barat Afghanistan yang berbatasan dengan Iran.
Ibu tersebut, Reza Gul, mengatakan saat itu pada pukul 5 pagi Taliban menyerang pos polisi tempat putranya, Safiullah, tengah bertugas. Insting keibuannya bergejolak saat mengetahui hal itu.
"Saat pertempuran terjadi, saya tidak bisa menahan diri dan mengambil senapan, berlari ke pos pemeriksaan dan menembaki mereka," kata Gul.
Kemarahannya memuncak saat melihat Safiullah ambruk, tewas tertembak di depan matanya. Gul menembak dengan membabi buta, membalas dendam atas kematian putranya. Gul tidak sendiri, dia dibantu juga oleh suaminya, putri dan putra bungsunya yang berlarian memberikan amunisi dan persenjataan untuk melawan Taliban.
Reza Gul murka saat melihat putranya tewas tertembak di depan matanya. Wanita ini lantas angkat senjata dan menembaki ratusan tentara Taliban di kotanya. | foto : Getty Images/Majid Saeedi |
"Pertempuran memanas saat kami melawan dengan senjata ringan dan berat. Kami bertekad bertempur hingga peluru terakhir," kata menantu Gul, Seema.
Putri Gul, Fatima, mengatakan bahwa saat itu merupakan peperangan antara keluarganya melawan Taliban. Suami Gul, Abdul Satar, mengatakan bahwa dia siap mengorbankan seluruh keluarganya untuk mencegah Taliban menguasai tanah mereka.
"Putra saya yang seorang polisi tewas di depan mata saya. Saya pinggirkan tubuhnya dan mulai bertempur membela tanah saya untuk membuktikan bahwa ini adalah tanah Malalai, si pahlawan. Saya siap mengorbankan nyawa saya, tapi bukan pos tempat putra saya bertugas," kata Satar.
Satar merujuk pada Malalai dari Maiwand, tokoh pahlawan dalam kisah rakyat yang disebut telah membantu mengalahkan Inggris dalam perang Anglo-Afghan tahun 1880.
Kepala polisi Provinsi Farah, Jenderal Abdul Razaq Yagubi, membenarkan peristiwa tersebut. Dia mengatakan saat itu sekitar 400 tentara Taliban mencoba menguasai distrik Balabolok.
"Kehadiran ibu dari Safiullah telah meningkatkan moral polisi yang melawan Taliban, setelah tujuh jam baku tembak, Taliban lari. Sedikitnya 25 militan Taliban terbunuh dan 31 lainnya terluka," kata Yagubi, dikutip dari NBC.
Yagubi mengatakan bahwa tindakan Gul dan keluarganya bisa menjadi kisah kepahlawanan baru yang akan dikenang di Afghanistan.
"Kami bangga pada keberanian keluarga ini dan kisah kepahlawanan ini akan tetap diingat oleh polisi dan warga di provinsi Farah," lanjut Yagubi. (CNN)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar