Menteri Pertahanan Tiongkok berusaha untuk menenangkan kekhawatiran atas pertumbuhan angkatan bersenjata negara itu dengan mengatakan modernisasi militernya berakar di penghinaan masa lalu dan kebutuhan saat ini untuk memerangi ancaman termasuk terorisme.
"Pertumbuhan yang luar biasa dari kekuatan nasional Tiongkok yang komprehensif dan kemajuan terus dalam modernisasi pertahanan nasional telah menjadi fokus perhatian internasional dalam beberapa tahun terakhir," kata Jenderal Chang Wanquan dalam pidatonya.
"Militer Tiongkok tertinggal jauh di belakang kekuatan-kekuatan militer canggih di tempat lain di dunia," tambahnya dalam pidato di sebuah konferensi yang disponsori oleh Asosiasi Tiongkok untuk Sains Militer.
Tiongkok telah secara konsisten menekankan bahwa pertumbuhan dan modernisasi angkatan bersenjatanya, yang terbesar di dunia dengan tenaga kerja, dengan sekitar 2,3 juta tentara tugas aktif pada tahun lalu, tidak menimbulkan ancaman bagi negara-negara lain atau tatanan internasional.
Namun, ketegasan Beijing atas sengketa teritorial di Laut Tiongkok Timur dan Selatan telah memicu kekhawatiran yang mempertanyakan peran keamanan selama dominasi beberapa dekade Amerika Serikat di wilayah tersebut.
Pidato Chang terjadi sehari setelah Komisi AS memperingatkan adanya risiko potensial konfrontasi militer Tiongkok-AS menjadi "krisis politik besar" di tengah sengketa maritim Beijing dengan Jepang dan Filipina yang keduanya menjadi sekutu AS. (JN)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar