"Kaum muslim, segera bergabung ke negara kalian. Iya, negara kalian. Dalam bulan penuh kebaikan ini, tidak ada perbuatan baik selain berjihad di jalan Allah. Jadi, ambil keuntungan dari kesempatan ini dan berjalanlah di jalan kebaikan dari pendahulu Anda," seru al-Baghdadi.
Pesan audio itu dipublikasikan di dunia maya dua hari setelah organisasi tersebut secara sepihak mengumumkan pembentukan negara atau Kekhalifan Islam. Kemudian area itu mereka ubah namanya menjadi Negara Islam.
Mereka juga mengumumkan al-Baghdadi menjadi "khalifah" dan pemimpin negara Islam. ISIS juga meminta kepada kaum Muslim di seluruh dunia untuk setia kepada dia.
Hanya sedikit informasi yang diketahui mengenai pemimpin ISIS yang dijuluki sebagai "syekh tak terlihat". al-Baghdadi tidak seperti pemimpin Al-Qaeda, Osama bin Laden dan Ayman al-Zawahiri yang kerap tampil di video.
Dalam pesan itu, al-Baghdadi juga menawarkan daftar panjang beberapa negara yang diklaim kerap terjadi tindak kekerasan terhadap kaum Muslim. Dia menulis mulai dari Republik Afrika Tengah hingga ke Myanmar.
"Dengan restu Allah, kami akan membalas dendam! Bahkan, walaupun itu membutuhkan waktu, kami akan tetap membalas dendam," ujar al-Baghdadi dan dikutip BBC.
Rudal
Selain seruan, para pejuang militan ISIS juga mengklaim memiliki rudal jarak jauh massiv. Sebuah foto yang menunjukkan sebuah senjata tengah diarak dengan menggunakan truk besar di kota Raqqa, Suriah. Area tersebut telah diklaim oleh ISIS sebagai ibu kota kekhalifan baru Muslim Sunni.
Para pendukung kelompok Jihad itu mengatakan alutsista tersebut jenis rudal skud. Namun, beberapa ahli yang menganalisis gambar itu, ragu. Mereka meyakini senjata tersebut tidak bisa lagi digunakan dan tidak berbahaya.
Menurut laporan beberapa ahli, militan ISIS memperoleh rudal tersebut dari kelompok pemberontak lainnya yakni Kelompok Pembebasan Tentara Suriah (FSA). Kelompok ini memang diketahui telah memperoleh rudal buatan Uni soviet ketika berhasil merebut markas militer dari tentara pemerintah di area Deir ez-Zor pada September lalu.
Tidak diketahui dengan jelas bagaimana rudal itu kini bisa jatuh ke tangan militan ISIS. Namun menurut media sosial yang terkait dengan kelompok tersebut, ISIS tengah menyiapkan serangan dengan alutsista tersebut.
Sejak kelompok militan Sunni itu secara cepat merebut beberapa kota di Irak, ribuan nyawa telah melayang. PBB melansir 2.417 warga Irak, termasuk 1.531 warga sipil terbunuh dalam tindak kekerasan dan teror di bulan Juni lalu.
Angka itu belum termasuk kematian fatal di bagian barat Provinsi Anbar, yang telah menyebabkan 244 warga sipil meregang nyawa. (VivaNews)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar