Jumat, 11 April 2014

Dua Staf PBB Ditembak Mati di Somalia


CIA telah menggunakan lagu-lagu kelompok band Red Hot Chili Peppers dalam upaya mendapatkan informasi dari para tersangka teroris. Hal itu terungkap dalam sebuah laporan rahasia yang bocor yang mencantum metode interogasi yang digunakan CIA.

Dua Staf PBB Ditembak Mati di Somalia

Dua pejabat Komite Intelijen Senat AS membocorkan rincian laporan rahasia yang diduga telah menunjukkan bahwa sejumlah tersangka teroris telah secara diam-diam ditahan dan diinterogasi di Camp Echo Teluk Guantanamo. Para tersangka di Camp Echo sebelumnya diterbangkan ke Maroko dan kemudian kembali ke Guantanamo.


Para tersangka juga ditahan di "lokasi-lokasi rahasia' lain termasuk di pangkalan militer AS di Pulau Diego Garcia di Samudera Hindia serta sebuah lokasi di Polandia. Sumber-sumber itu, yang tidak mau diungkap identitasnya, mengatakan kepada Al Jazeera bahwa metode tersebut, yang dikenal sebagai teknik survival evasion resistance escape (SERE), merupakan tiruan dari metode penyiksaan rezim komunis. Teknik yang digunakan mencakup: tidur, makanan, air dan akses medis yang minim serta 'penggunaan ancaman'.

Proses tersebut bertujuan untuk melemahkan kemampuan seseorang dalam melawan interogasi.

Program SERE menyatakan bahwa dengan mengisolasi tawanan, orang akan membangun 'ketergantungan' pada interogator. Kekerasan juga diduga telah digunakan.

Namun menurut sumber-sumber itu, satu orang menjadi sasaran 10 teknik interogasi yang dicantumkan dalam memo Departemen Kehakiman pada Agustus 2002.

Menurut dugaan kedua pejabat itu, Zain Abidin Muhammad Husain Abu Zubaydah menjadi sasaran metode tersebut yang kemudian menjadi pedoman yang dibakukan. Abu Zubaydah antara lain dibuat terjaga lebih lama dari 11 hari yang direkomendasikan dan menuangkan air dingin pada tubuhnya yang telanjang untuk mencegahnya tidur.

Dikatakan bahwa tersangka kemudian dimasukkan ke dalam sangkar biasa yang digunakan untuk menaruh hewan di bandara, sebelum diperdengarkan musik-musik keras.

Ini bukan kali pertama musik digunakan sebagai taktik untuk menginterogasi tersangka. Tahun 2003, tahanan perang Irak yang tidak mau bekerja sama menjadi sasaran musik Metallica serta musik Sesame Street dan Barney.Dua pekerja PBB tewas ditembak di Somalia tengah saat bekerja membangun sistem pengiriman keuangan dan sistem anti-pembajakan. Demikian Badan Anti-Narkotika dan Kejahatan PBB (UNODC), Rabu (9/4/2014).

Mantan polisi Inggris Simon Davis (57) dan koleganya asal Perancis, Clement Gorrissen (28), tewas ditembak seorang pria berseragam tak lama setelah mendarat di bandara Galkayo, Senin (7/4/2014).

"Kedua pria itu kerap bekerja bersama. Mereka sedang menjalankan misi di Somalia untuk menawarkan nasihat teknis dan membantu membangun kapasitas lokal terkait lalu lintas uang," demikian pernyataan UNODC.

Sejauh ini UNODC belum memberikan rincian kejadian penembakan fatal itu termasuk motif penembakan yang hingga kini masih gelap.

UNODC mengatakan, kedua orang itu tengah bekerja untuk memastikan jaringan pengiriman uang yang menggantikan fungsi bank di Somalia, agar bisa digunakan warga biasa namun tak bisa digunakan para pelaku kriminal.

Sebagian besar warga Somalia sangat bergantung pada perusahaan pengiriman uang untuk menerima kiriman uang dari keluarga mereka di luar negeri.

Sebelum bergabung dengan UNODC pada 2012, Simon Davis bekerja untuk kepolisian Metropolitan London dengan spesialiasai melacak pergerakan uang. Davis juga banyak bekerja dengan pemerintah Inggris untuk memerangi pembajakan.

"David juga memberikan pelatihan untuk para penegakan hukum di kawasan Tanduk Afrika," lanjut UNODC.

Sementara itu, Clement Gorrissen bergabung dengan UNODC pada 2010 sebagai bagian dari program global melawan pencucian uang, kejahatan dan pembiayaan terorisme.

Pada Mei 2011, Gorrissen meneliti lalu lintas uang ilegal untuk sejumlah kelompok pembajak di Somalia. Dia merupakan kontributor sebuah laporan penting "Melacak Pembajakan: Melacak Aliran Uang Ilegal dari Aktivitas Pembajak di Tanduk Afrika".

Sejauh ini tidak ada satu kelompokpun yang mengaku bertanggung jawab atas insiden di Galkayo, sebuah kota yang terletak di wilayah otonomi Galmudug dan Puntland.  Namun, Al-Shabaab yang sangat berpengaruh di kawasan sekitar Galkayo, menyatakan kepuasannya atas penembakan itu meski membantah terlibat dalam insiden itu.

Galkayo tidak berada di bawah kendali pemerintah pusat di Mogadishu dan merupakan basis jaringan pembajak yang kerap menyerang kapal yang melewati pesisir Somalia. Dalam beberapa tahun terakhir, sejumlah warga asing diketahui telah diculik di kota itu.
Seorang mantan interogator mengatakan kepada lembaga penyiaran asal Qatar itu bahwa musik yang digunakan dalam kasus Abu Zubayadah adalah Red Hot Chili Peppers. Hits kelompok band itu termasuk Californication dan Cant Stop. Lagu By the Way dan Can't Stop dirilis tahun 2002, tahun ketika Abu Zubayadah diduga ditahan.

Salah seorang interogator mengatakan kepada Al Jazeera, "Para interogator ditekan, Anda harus mendapatkan info dari orang-orang ini."

Pengacara Abu Zubayadah mengatakan bahwa ia berharap laporan itu akan mendukung klaim kliennya sebelumnya tentang metode yang digunakan selama interogasi. (Kompas)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar