Rabu, 05 Maret 2014

Anggaran militer China naik 12,2 persen


China akan meningkatkan anggaran militernya sebesar 12,2 persen menjadi sekitar Rp1.500 trilyun (131,57 juta dolar AS) untuk memperkuat pertahanan daerah pesisir dan udara serta membangun persenjataan modern, demikian pernyataan pemerintah di Beijing, Rabu.

Anggaran militer China naik 12,2 persen

Anggaran untuk Tentara Pembebasan Rakyat (PLA)--yang saat ini berkekuatan 2,3 juta personil tersebut--diumumkan pemerintah saat membuka rapat tahunan parlemen.

Dalam sepuluh tahun terakhir, China hampir selalu menaikkan belanja militernya sampai dua digit.

"Kami akan terus memperbaiki kekuatan militer China, terus memodernisasi peralatannya dan memperkuat kemampuan tempur pada era informasi ini," kata Perdana Menteri Li Keqiang kepada para anggota parlemen.


Li menambahkan, China akan "memperdalam penelitian terhadap pertahanan nasional dan pengembangan alat persenjataan berteknologi tinggi" dan juga "memperkuat pertahanan di kawasan perbatasan, pantai, dan udara."

Belanja militer China saat ini merupakan yang tertinggi kedua di dunia setelah Amerika Serikat. Besarnya anggaran itu membuat Beijing mampu membangun pasukan modern yang ditakuti di kawasan Laut China Selatan--yang saat ini masih disengketakan.

Para pengamat memperkirakan, anggaran militer tersebut secara riil akan naik menjadi 200 juta dolar AS. Sebagai perbandingan, Amerika Serikat mengalokasikan dana sebesar 526 juta dolar AS untuk Departemen Pertahanan pada tahun ini .

Meskipun anggarannya besar, para pengamat memperkirakan bahwa China masih membutuhkan beberapa dekade untuk dapat menyamai kemampuan militer Amerika Serikat.

Pejabat Kementerian Pertahanan Amerika Serikat, David Helvey, mengatakan pada Selasa bahwa Pentagon berniat membangun hubungan "sehat" dengan China, namun di sisi lain menegaskan Beijing harus lebih transparan soal pengembangan militernya.

"Kami masih khawatir mengenai kurangnya transparansi terkait semakin kuatnya militer China dan semakin agresifnya angkata laut negara tersebut di kawasan," kata Halvey.

China sendiri berulang kali menyatakan bahwa dunia tidak perlu mengkhawatirkan anggaran militer China yang memang dibutuhkan untuk tujuan yang jelas dan sah.

Meskipun demikian, beberapa negara tetangga China semakin khawatir terkait terus meningkatnya belanja militer Beijing.

China saat ini masih bersengketa dengan Jepang terkait kepemilikan atas kepulauan di Laut China Timur.

Beijing juga berseteru dengan sejumlah negara Asia Tenggara terkait kepemilikan atas wilayah Laut China Selatan yang dipercaya kaya akan minyak dan gas. (Antara)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar