PIHAK berwenang Venezuela Rabu mengatakan mereka telah menangkap lima agen intelijen berkaitan dengan dugaan pembunuhan selama aksi-aksi protes terhadap pemerintah Presiden Nicolas Maduro.
Pada Senin, sembilan orang ditangkap dalam kasus yang sama termasuk tiga anggota dinas intelijen SEBIN, dan sejulah polisi.
"Kantor kejaksaan telah menahan lima pejabat SEBIN karena mereka diduga terlibat dalam kematian para demonstran Bassil Da Costa dan Juan Montoya," katanya dalam satu pernyataan, dan mencatat bahwa telah 14 orang yang ditangkap dalam kasus ini.
Da Costa adalah seorang mahasiswa yang terlibat dalam protes terhadap pemerintahan Maduro, sementara Montoya adalah bagian dari sebuah organisasi pro-pemerintah.
Negara kaya minyak tetapi sangat terpecah Venezuela telah tersapu oleh aksi-aksi protes yang dipimpin sejak 4 Februari, merupakan tantangan terbesar pemerintahan Maduro yang belum satu tahun sejak ia menjabat.
Maduro telah berupaya untuk memperdalam sosialis, kebijakan anti-Amerika pendahulu dan mentor karismatiknya, mendiang Hugo Chavez.
Namun kekurangan makanan dan kebutuhan pokok lainnya, melonjaknya inflasi serta kejahatan yang merajalela memicu kekerasan di jalanan.
Maduro telah menanggapi protes jalanan dengan kekuatan, menangkap sejumlah demonstran serta para pemimpin oposisi terkemuka Leopoldo Lopez.
Sementara itu Amerika Serikat, musuh bebuyutannya telah mengusir tiga pejabat kedutaan Venezuela dalam satu langkah saling balas setelah Caracas menendang keluar tiga diplomat Amerika pekan lalu, kata seorang pejabat Departemen Luar Negeri, Selasa.
Ketiga diplomat Venezuela telah diberi waktu 48 jam untuk meninggalkan Amerika Serikat, kata pejabat itu, dalam satu langkah yang terjadi saat Presiden Venezuela Nicolas Maduro mengatakan dia berencana untuk menunjuk duta besar baru untuk Washington.
"Departemen Luar Negeri telah menyatakan bahwa Sekretaris Pertama Ignacio Luis Cajal Avalos, Sekretaris Pertama Victor Manuel Pisani Azpurua, dan Sekretaris Kedua Marcos Jose Garcia Figueredo Kedutaan Besar Venezuela di Washington DC di-persona non grata-kan," kata pejabat itu dalam satu pernyataan yang dikirim ke AFP.
"Mereka telah diizinkan 48 jam untuk meninggalkan Amerika Serikat." Maduro mengumumkan pada 16 Februari bahwa tiga diplomat AS yang diusir, dituduh mereka bertemu dengan para pemimpin protes dengan kedok menawarkan mereka visa.
Tetapi tuduhan mereka telah ditolak sebagai tak berdasar oleh pemerintah AS.
Amerika Serikat dan Venezuela tidak memiliki duta besar sejak hubungan mereka memburuk pada tahun 2010.
Venezuela telah diguncang oleh tiga pekan protes, didorong oleh kemarahan mahasiswa dan para anggota oposisi atas kondisi hidup yang ditandai oleh maraknya kejahatan jalanan, inflasi dan kesengsaraan ekonomi.
Maduro menegaskan protes-protes adalah kudeta yang diilhami AS untuk menyerang pemerintahan demokratisnya, kurang dari setahun sejak ia terpilih sebagai penerus mendiang ikon sayap kiri Hugo Chavez. (Jurnas)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar