Ketegangan bersenjata kembali menyelimuti wilayah selatan Kepulauan Mindanao, Filipina, setelah kelompok pemberontak gerilyawan Bangsamoro Islamic Freedom Fighters (BIFF) secara mengejutkan melakukan penyerangan hingga membuat ratusan penduduk di pulau itu lari kocar-kacir menyelamatkan diri.
Dickson Hermoso, juru bicara militer untuk wilayah Mindanao, menjelaskan penyerangan dilakukan oleh sekitar 250 militan sampai 400 militan BIFF.
Mereka berontak karena menentang proses perdamaian yang baru saja dilakukan antara Pemerintah Filipina dan kelompok Moro Islamic Liberation Front (MILF). Saat ini, aparat keamanan di Mindanao sudah menahan 25 pucuk pimpinan BIFF.
Hermoso menjelaskan pula, aksi penyerangan persisnya terjadi pada Senin (27/1) pagi sampai siang. Sejauh ini, belum ada laporan korban jiwa. Untungnya, sambung Hermoso, kelompok MILF ikut turun tangan membantu militer melumpuhkan geriliawan BIFF. MILF memiliki sekitar 12 ribu anggota.
"MILF telah menjadi bagian dari operasi penegakan hukum. Mereka ikut mengamankan masyarakat sehingga para pemberontak BIFF tidak bisa masuk ke permukiman. MILF malah ikut marah atas sikap BIFF," kata Hermoso.
Kecurigaan Hermoso itu cukup kuat sebab aksi penyerangan itu persis dilakukan sehari setelah kelompok MILF dan pemerintah membuat persetujuan damai. Kesepakatan itu merupakan sebuah pencapaian luar biasa karena MILF melakukan pemberontakan di Filipina selatan sejak 1970.
Upaya negosiasi damai antara MILF dan Pemerintah Filipina digodok sudah sejak 18 tahun silam. Untungnya, setelah berpuluh-puluh tahun negosiasi alot, bagian akhir kesepakatan damai disepakati kedua belah pihak pada Sabtu (25/1) kemarin.
Manila setuju untuk memberikan wilayah otonomi khusus Filipina Selatan kepada kelompok Islam MILF. Dengan hak otonomi, MILF juga bisa menguasai pengelolaan sumber daya alam di sana.
Kesepakatan damai itu diharapkan bisa ditandatangani dalam beberapa Minggu ke depan. Presiden Filipina, Benigno Aquino, menargetkan kesepakatan tersebut bisa sepenuhnya diterapkan sebelum masa jabatannya berakhir, yakni pada 2016.
Sempalan
Tadinya BIFF dan MILF merupakan bagian kelompok pemberontak Moro National Liberation Front (MNLF). Mereka memiliki tujuan memerdekakan diri dengan membentuk sebuah negara di wilayah Moro.
Namun kini, mereka terpisah dan menjadi kelompok sempalan yang saling berseteru. Hal itu terjadi karena MILF mulai mengendorkan perjuangan bersenjatanya dan mulai berkompromi dengan pemerintah di Manila.
Serangan pemberontakan BIFF ke Mindanao mengingatkan kita akan aksi serupa yang dilakukan MNLF saat menyerang Zamboanga pada 9 September 2013 lalu. Dalam serangan tersebut, dilaporkan ratusan anggota MNLF menyerang dan menguasai Zamboanga, serta menawan ribuan warga kota tersebut.
Krisis bersenjata di Zamboanga mereda pada 28 September 2013 setelah operasi militer dilangsungkan untuk menumpas serangan MNLF tersebut. Jumlah korban jiwa dari kedua belah pihak cukup banyak dalam krisis tersebut, termasuk beberapa warga sipil yang tewas, sementara beberapa anggota MNLF dinyatakan berhasil kabur. (KJ)
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus