Presiden Suriah mengatakan bahwa faktor yang diperlukan untuk konferensi perdamaian yang diusulkan untuk mengakhiri konflik di negara itu untuk berhasil belum ada. Pernyataannya ini makin meningkatkan keraguan tentang upaya internasional membawa sisi yang berlawanan dalam perang sipil ke meja perundingan.
Presiden Suriah, Bashar al-Assad (Foto - alarabiya.net) |
Amerika Serikat dan Rusia telah berusaha selama berbulan-bulan untuk mengadakan konferensi internasional di Jenewa. Tujuannya menegosiasikan solusi politik untuk perang keras sipil diSuriah yang telah menewaskan lebih dari 100.000 orang dan memaksa 2 juta warganya meninggalkan negara menjadi pengungsi. Sekjen PBB telah menetapkan pertengahan November sebagai target untuk pertemuan yang diusulkan, meskipun hingga kini tidak ada tanggal pasti yang telah diumumkan.
Bashar al-Assad menepis upaya baru untuk membujuk pemerintah dan oposisi untuk mengambil bagian dalam konferensi perdamaian, seprti disiarkan TV Libanon Al-Mayadeen, bukanlah faktor yang akan membantu keberhasilan.
Dia mengatakan tidak jelas siapa yang akan mewakili oposisi. Mereka juga tidak memiliki kredibilitas di dalam wilayah Suriah.
"Siapa kelompok-kelompok yang akan berpartisipasi? Apa hubungan mereka dengan orang-orang Suriah? Apakah mereka mewakili rakyat Suriah atau mereka mewakili negara yang akan dibuat mereka?" Tanya Assad. "Ada banyak pertanyaan tentang konferensi itu."
Secara terpisah, oposisi pun telah retak sebelum belum memutuskan apakah akan menghadiri konferensi Jenewa ini. Kelompok utama yang didukung Barat yaitu Koalisi Nasional Suriah baru akan dijadwalkan bertemu pada 1-2 November di Istanbul untuk memutuskan apakah akan mengambil bagian dalam pembicaraan. Namun sayangnya, salah satu faksi yang paling menonjol dalam Koalisi yaitu Dewan Nasional Suriah mengatakan ia tidak memiliki pemimpin dalam negosiasi dengan rezim Assad dan tidak akan menjadi bagian dari Jenewa. (JN)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar