Selasa, 08 Oktober 2013

Ini Prioritas Ban Ki-moon Terkait Senjata Kimia di Suriah


Sekjen PBB Ban Ki-moon mengakui tugas para pakar penghancur senjata kimia di Suriah tidak lah ringan. Ia pun lantas berupaya menambah jumlahnya menjadi 100 orang dari jumlah sebelumnya yang hanya mencapai 20 orang. Ban Ki-moon menegaskan bahwa keselamatan para pakar ini juga menjadi prioritas. Apalagi diketahui, mereka bekerja di wilayah konflik.

Ini Prioritas Ban Ki-moon Terkait Senjata Kimia di Suriah

"Dua prioritas tertinggi saya adalah penghapusan program senjata kimia Suriah dan keselamatan serta keamanan personil misi bersama yang secara sukarela melakukan tugas penting berbahaya ini," janjinya.

Ban Ki-moon pun menegaskan penambahan tim pelucut ini juga demi keamanan para pakar. Ia menegaskan OPCW akan menyediakan ahli perlucutan senjata dan PBB akan memasok logistik, komunikasi dan staf keamanan untuk misi.


Sayangnya, Ban Ki moon tidak memberikan perkiraan untuk biaya pelaksanaan misi ini. Ia hanya mengatakan OPCW dan PBB akan memulai sendiri dana perwalian khusus dari donasi internasional. Assad telah memperkirakan biayanya mencapai satu miliar dolar. Meski ada tim dan pakar, Pemerintah Suriah tetap bertanggung jawab untuk kegiatan penghancuran.

Perlucutan senjata kimia Suriah ini dilakukan berdasarkan resolusi Dewan Keamanan PBB yang disahkan pada 27 September lalu. Sebanyak 15 negara akan mengambil "langkah-langkah " di bawah Bab VII dari Piagam PBB, jika pelanggaran terbukti.

Bab VII memungkinkan untuk aksi militer atau sanksi. Tapi Rusia, sekutu diplomatik utama Assad, sangat menentang setiap tindakan terhadap penggunaan kekuatan terhadap pemerintah Damaskus.

Negara-negara Barat menyalahkan pasukan Assad untuk serangan senjata kimia pada 21 Agustus lalu. Serangan itu diklaim Amerika menewaskan lebih dari 1.400 orang. Sebaliknya, Rusia menuduh pemberontak oposisi lah yang telah melakukan serangan itu. (JN)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar