Menteri Luar Negeri Amerika Serikat John Kerry mengatakan ia dan para menteri luar negeri Liga Arab sepakat bahwa dugaan penggunaan senjata kimia di Suriah telah melanggar "garis merah global".
John Kerry |
Kesepakatan itu, kata John Kerry, dicapai dalam pertemuan di Paris pada Minggu (08/09).
"Semua dari kita setuju, tak satu pun yang berbeda pendapat, bahwa Klik penggunaan senjata kimia oleh Assad yang tercela melanggar garis merah global internasional," tegasnya.
"Hari ini kita membahas langkah-langkah yang mungkin dan perlu diambil," lanjut Menlu AS.
Menurut Kerry, serangan militer pimpinan Amerika Serikat ke Suriah hanya ditujukan untuk menerapkan hal yang disebut sebagai standar internasional mengenai senjata kimia. Ia mengatakan konflik memerlukan solusi politik bukan solusi militer.
Pertemuan di Paris merupakan bagian dari penggalangan dukungan di Eropa untuk melancarkan aksi militer terhadap Presiden Suriah, Bashar al-Assad.
'Langgar piagam'
Prancis mendukung Amerika Serikat dalam masalah Suriah, tetapi seperti negara-negara anggota Uni Eropa pada umumnya, negara itu ingin menunggu laporan inspektur senjata PBB.
Hadir dalam pertemuan di Paris antara lain adalah menteri luar negeri dari Arab Saudi, Bahrain, Mesir, Qatar, Kuwait dan Yordania.
Wartawan BBC di Paris Hugh Schofield melaporkan negara-negara Arab tidak mempunyai satu suara mengenai kemungkinan serangan militer.
Beberapa negara Arab seperti Arab Saudi dan Qatar mendukung serangan ke Suriah, tetapi negara-negara tetangga Suriah seperti Yordania dan Lebanon jauh lebih berhati-hati dan khawatir konflik bisa menyebar ke negara-negara tetangga.
Sementara itu Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif mengatakan serangan militer ke Suriah akan melanggar piagam PBB.
"Saya tidak tahu mengapa mereka yang mengatakan semua opsi terbuka tidak paham akan kenyataan bahwa negara-negara beradab 65 tahun lalu... menolak dalam piagam PBB, penggunaan kekuataan merupakan praktek ilegal," kata Javad Zarif dalam kunjungan ke Irak pada Minggu.
Pihak berwenang Suriah diduga menggunakan senjata kimia dalam serangan di luar ibukota pada 21 Agustus lalu. (BBC)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar