Jumat, 12 Juli 2013

Perang di Suriah dan Kekacauan di Eropa


Menteri Dalam Negeri Jerman, Hans-Peter Friedrich mengkonfirmasikan keberadaan sekitar 60 pemuda negara ini di Suriah dan mereka bergabung dengan kelompok teroris berperang melawan pemerintahan Bashar al-Assad.


Hans-Peter Friedrich menandaskan, sejumlah pemuda Jerman yang pergi ke Suriah untuk berperang saat ini semakin besar. Ia menjelaskan, pemuda tersebut mendapat pelatihan di pangkalan al-Qaeda dalam menggunakan senjata dan merakit bom. Dengan demikian menurut Hans-Peter Friedrich, keberadaan pemuda seperti ini dapat mengancam keamanan seluruh Eropa.


Sebelumnya petinggi intelijen dan politik Eropa juga mengkonfirmasikan pengiriman ribuan warga Eropa dari Jerman, Perancis, Inggris, Spanyol, Austria dan Swedia ke Suriah. Seperti yang diakui Hans-Peter Friedrich, menteri dalam negeri Jerman dan petinggi intelijen Eropa pun membenarkannya, warga Eropa yang berperang melawan pemerintahan legal Suriah mendapat pelatihan oleh milisi al-Qaeda.

Menurut berbagai laporan petinggi intelijen dan keamanan Eropa, al-Qaeda bahkan membentuk jaringan untuk menipu dan menarik para pemuda Eropa serta mengirimkan mereka ke medan perang di Suriah. Selain itu, Dinas Intelijen Amerika Serikat (CIA) memberi pelatihan kepada kubu anti Suriah baik yang di dalam atau di luar negeri. CIA juga mendapat bantuan dari dinas intelijen dan keamanan Eropa dalam hal ini.

Kini yang menjadi pusat kekhawatiran keamanan di Eropa adalah warga Eropa yang dikirim untuk berperang di Suriah akan mengenal kelompok teroris dan mempelajari mekanisme operasi teror dan peledakan bom dari mereka. Wajar jika orang-orang seperti ini setelah pulang ke Eropa dapat menjadi ancaman serius bagi keamanan negara mereka.

Dalam sejumah laporan disebutkan, warga Eropa yang pergi ke medan tempur di Suriah setelah kembali ke negaranya disambut oleh pendukung mereka layaknya seorang pejuang dan pahlawan.

Sejatinya kekhawatiran di Eropa terkait perang di Suriah adalah anggota al-Qaeda juga akan semakin dekat ke benua ini. Harus dipahami ini adalah resiko yang harus ditanggung ketika Eropa memberi bantuan finansial dan senjata kepada kubu oposisi dan anti pemerintahan Bashar al-Assad di Suriah.

Oleh sebab itulah, Bashar al-Assad, presiden Suriah memperingatkan kepada Eropa bahwa jika mereka mempersenjatai kubu pemberontak, Eropa sendiri juga akan menjadi ajang dan medan operasi kelompok teroris. (IRIB Indonesia/MF)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar