Selasa, 09 Juli 2013

AS dan Cina Kerja Sama Atasi Peretas


Pejabat Cina dan AS telah berdiskusi mengenai keamanan 'cyber' dua negara pada pertemuan kerja sama rutin .

Pertemuan yang berlangsung Senin (9/7) merupakan pendahuluan dari pertemuan tingkat tinggi antara dua negara ekonomi besar.



Sebelumnya AS menuduh Cina melakukan kegiatan mata-mata 'cyber'- tuduhan itu berulang kali dibantah oleh Cina.

Pembicaraan AS-Cina ini juga dibayangi oleh tuduhan bahwa AS meretas jaringan komputer Cina.

Klaim tersebut diungkapkan oleh buronan intelejen AS, Edward Snowden.

Mantan ahli IT pada kontraktor pemerintah itu mengatakan kepada sebuah harian Hong Kong bulan lalu, bahwa Badan Keamanan Nasional Amerika telah melakukan 61.000 tindakan peretasan di seluruh dunia dengan target terbesar di Hong Kong dan Cina.


Dua negara tersebut membentuk kelompok kerja keamanan 'cyber' pada April, untuk meningkatkan aksi pencegahan serangan peretas.

Kelompok kerja ini dipimpin oleh koordinator masalah 'cyber' AS Christopher Painter dan pejabat kementrian luar negeri Cina, Dai Bing.
 

Saling tuduh

Jurubicara kementrian luar negeri AS Jen Psaki mengatakan AS berharap pertemuan tersebut dapat "memungkinkan kedua negara untuk membagi perspektif terhadap hukum dan norma-norma internasional "

Kelompok kerja dilakukan sebelum dialog Strategi dan Ekonomi AS Cina, yang merupakan pertemuan tahunan para menteri antara dua negara. Forum ini akan digelar pada Rabu dan Kamis.

Menteri Luar Negeri AS John Kerry dan Menteri Keuangan Jacob Lew akan menjadi tuan rumah pertemuan di Washington, yang dihadiri oleh Menteri Luar Negeri Cina Yang Jiechi dan Wakil Perdana Menteri Wang Yang.

AS mengatakan banyak serangan terhadap jaringan komputer AS - baik itu milik pemerintah dan komersial- berasal dari Cina.

Pada Februari lalu, salah satu perusahaan keamanan AS mempublikasikan sebuah laporan yang menuduh unit militer Cina berada dibalik sejumlah serangan jaringan komputer.

Pemerintah Cina telah berulang kali membantah bertanggungjawab, dan menyatakan negaranya menjadi korban serangan yang berasal dari AS. (BBC)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar