Kamis, 20 Juni 2013

China, India, Pakistan meningkatkan senjata nuklir


China, India dan Pakistan bersiap meluaskan gudang persenjataan nuklir mereka meskipun senjata nuklir di seluruh dunia menurun, demikian laporan Stockholm International Peace Research Institute [SIPRI]. Sementara itu, Korea Utara telah mampu memproduksi senjata nuklir, sedangkan Iran tetap menjaga tentang program nuklirnya.

Misil udara Korea Utara: Latihan militer menggunakan peluru sungguhan, pesawat tak berawak dan pencegat misil jelajah diluncurkan dari lokasi yang tidak diungkapkan di Korea Utara, tanggal 20 Maret. [AFP]
Misil udara Korea Utara: Latihan militer menggunakan peluru sungguhan, pesawat tak berawak dan pencegat misil jelajah diluncurkan dari lokasi yang tidak diungkapkan di Korea Utara, tanggal 20 Maret. [AFP]

China adalah satu-satunya negara di antara lima negara senjata nuklir resmi yang meluaskan gudang persenjataan nuklirnya pada tahun 2012.

Amerika Serikat, Rusia, Inggris dan Perancis adalah empat negara nuklir lainnya berdasarkan Perjanjian Non-Proliferasi [NPT] tahun 1968. Mereka tidak meluaskan gudang persenjataan nuklir mereka, demikian menurut laporan. Perluasan China terutama didorong oleh akuisisi senjata skala besar oleh Pakistan.


China adalah satu-satunya negara di antara lima negara senjata nuklir resmi yang meluaskan gudang persenjataan nuklirnya pada tahun 2012. Amerika Serikat, Rusia, Inggris dan Perancis adalah empat negara nuklir lainnya berdasarkan Perjanjian Non-Proliferasi [NPT] tahun 1968. Mereka tidak meluaskan gudang persenjataan nuklir mereka.

“Namun, sejumlah kesepakatan baru-baru ini mengindikasikan bahwa China sedang menetapkan dirinya sebagai pemasok senjata yang signifikan ke negara-negara penerima penting yang jumlahnya terus berkembang," menurut Paul Holtom, direktur Program Transfer Senjata SIPRI. Holtom menulis laporan bersama Mark Bromley, Pieter Wezeman dan Siemon Wezeman.

A.S. dan Rusia telah memangkas kepemilikan gudang persenjataan nuklir, sehingga berkontribusi terhadap pengurangan secara keseluruhan sekitar 1.730 senjata sejak tahun lalu, menurut laporan.


China, India, Pakistan meningkatkan senjata nuklir
Sumber: Stockholm International Peace Research Institute

India dan Pakistan bukan negara yang ikut menandatangani NPT. Negara-negara yang saling bersaing ini semakin meningkatkan stok nuklir mereka masing-masing dan menyempurnakan kapabilitas pengiriman mereka. Negara-negara itu juga berada di antara daftar yang terus meningkat jumlahnya dari segi negara-negara Asia Pasifik yang semakin mengandalkan tenaga nuklir.

SIPRI, institut internasional mandiri yang melakukan riset mengenai konflik, persenjataan dan penjualan senjata, merilis “Buku Tahunan SIPRI 2013” tanggal 3 Juni. Laporan ini meninjau keadaan keamanan, persenjataan dan perlucutan senjata internasional saat ini.

“Dari lima negara senjata nuklir yang diakui secara sah, hanya China yang tampaknya meluaskan gudang persenjataan nuklirnya," menurut laporan. "Pada tahun 2012, China melakukan serangkaian percobaan misil secara komprehensif, yang mengkonsolidasikan pencegah nuklir yang bisa bergerak di jalan, berbasis darat dan berbasis kapal selam.”

Hingga Januari, China memiliki 250 hulu ledak nuklir, meningkat dari 240 pada awal 2012, China bersikap “sangat tidak transparan” dalam berbagi rincian tentang senjata nuklirnya, demikian pernyataan buku tahunan SIPRI.

Dokumen putih Chinese April 2013 mengenai “Diversifikasi Lapangan Kerja Angkatan Bersenjata China" mencantumkan misil jelajah Dong Feng dan Chang Jian sebagai dua misil nuklir pada Pasukan Artileri Kedua Tentara Pembebasan Rakyat [PLASAF].

Dong Feng dan variannya memiliki kemampuan luncur bergerak dan merupakan misil balistik antar-benua [ICBM] dengan jangkauan 11.000 kilometer [6.836 mil] atau lebih. Chang Jian, yang dipertontonkan pada parade militer 2009 di China, adalah misil serangan jarak pendek yang mampu mengenai sasaran pada jangkauan 1.500 kilometer [932 mil]. Meskipun dokumen putih tidak menyebutkannya, China ternyata memiliki misil balistik yang diluncurkan kapal selam [SLBM], Julang-2, yang didasarkan pada rancangan Dong-Feng-31.

India dan China juga merupakan importir global dua teratas dari amunisi konvensional, persenjataan, platform dan perlengkapan, menurut SIPRI. New Delhi memiliki andil 12 persen dari semua transfer amunisi/persenjataan global antara tahun 2008-2012. China adalah penerima sebanyak 6 persen penjualan persenjataan global selama periode yang sama.

Pada awal 2013, delapan negara memiliki sekitar 4.400 senjata nuklir operasional. Hampir 2.000 dari jumlah ini berada pada siaga operasional tinggi. Pada awal 2013, tercatat inventaris sebanyak 17.265 senjata, turun dari 19.000 yang tercatat di awal 2012.

“Jika semua hulu ledak nuklir dihitung – hulu ledak operasional, suku cadang, baik dalam penyimpanan aktif maupun tidak aktif, dan hulu ledak utuh yang dijadwalkan untuk perlucutan – Amerika Serikat, Rusia, Inggris, Perancis, China, India, Pakistan dan Israel memiliki sekitar 17.265 senjata nuklir,” menurut laporan.

Laporan mengidentifikasi bahan fisil yang dapat menahan reaksi berantai serpihan ledakan. Daftar tersebut mencakup senjata serpihan generasi pertama hingga senjata termonuklir termutakhir. Bahan fisil yang paling umum ini adalah uranium pengayaan tinggi [HEU] dan plutonium.

“Untuk senjata nuklir mereka, China, Perancis, Rusia, Inggris dan AS telah memproduksi HEU dan plutonium; India, Israel dan Korea Utara telah memproduksi terutama plutonium; dan Pakistan terutama HEU,” menurut laporan.

Semua negara dengan industri nuklir sipil memiliki kapabilitas untuk menghasilkan bahan fisil. Stok global untuk 2012 termasuk, uranium pengayaan tinggi – 1. 285 ton metrik, stok militer plutonium terpisah – 224 ton metrik dan stok sipil – 64 ton metrik.

“Senjata nuklir masih merupakan penanda status dan kekuatan internasional," kata Shannon Kile, Periset Senior SIPRI.

Pengurangan berkat upaya A.S. dan Rusia

Data SIPRI terkumpul sampai Januari, dan penurunan yang jelas selama tahun 2012 adalah berkat upaya A.S. dan Rusia.

Dari kelima negara senjata nuklir, A.S. dan Rusia memiliki tumpukan terbesar, warisan dari Perang Dingin, tetapi sekarang kedua negara ini berupaya mengurangi jumlahnya. Gudang persenjataan nuklir dari ketiga negara lainnya untuk senjata nuklir yang diakui secara resmi – Inggris, Perancis dan China – dianggap lebih kecil, sehingga upaya "dua negara adidaya" telah menyebabkan pengurangan secara keseluruhan.

“Rusia dan AS terus mengurangi kekuatan nuklir mereka melalui pelaksanaan New START dan melalui pengurangan kekuatan unilateral,” menurut pengamatan laporan SIPRI seraya memuji atas pengurangan jumlah yang signifikan. New START [Perjanjian Pengurangan Persenjataan Strategis] adalah perjanjian tahun 2010 antara [Amerika Serikat] dan Rusia yang mencantumkan “Tindakan untuk Pengurangan Lebih Jauh dan Pembatasan Persenjataan Serangan Strategis.”

SIPRI memperingatkan bahwa "ketersediaan informasi yang terandalkan mengenai gudang negara senjata nuklir sangat beragam" dan melaporkan bahwa Perancis, Inggris serta A.S. baru-baru ini telah mengungkapkan informasi penting mengenai kapabilitas nuklir mereka, tetapi negara-negara lainnya tidak begitu terbuka.

Namun demikian, keterbukaan di Rusia, telah berkurang gara-gara keputusannya untuk tidak merilis data terperinci secara publik mengenai kekuatan nuklir strategis miliknya berdasarkan perjanjian New START Rusia-A.S. 2010, meskipun Rusia berbagi informasi dengan A.S., menurut laporan.

Informasi yang dapat diandalkan mengenai status operasional persenjataan dan kemampuan nuklir India, Pakistan serta Israel sulit diketahui. Laporan tersebut menyatakan bahwa dengan tidak adanya deklarasi resmi, informasi yang tersedia sering bertentangan, keliru atau berlebihan. "Israel tidak secara resmi mengkonfirmasi maupun menyanggah bahwa negeri itu memiliki senjata nuklir," kata laporan.

Petunjuk tentang aspirasi China dirilis

Dokumen putih China belum lama ini menjelaskan peran PLASAF dan mengatakan bahwa kemampuannya sedang diperkuat. PLASAF adalah kekuatan inti bagi pencegahan strategis China, dan termasuk kekuatan nuklir dan misil konvensional serta unit dukungan operasional yang terutama bertanggung jawab untuk mencegah negara lain menggunakan senjata nuklir terhadap China, dan untuk melanjutkan serangan balik nuklir serta serangan presisi dengan misil konvensional.

“Kemampuan PLASAF mengenai pencegahan strategis, serangan balik nuklir dan serangan presisi konvensional sedang ditingkatkan secara stabil […] memperbaiki struktur kekuatannya yang memiliki kapabilitas nuklir dan misil konvensional, memperkuat reaksi beruntunnya, penetrasi efektif, serangan presisi, membuat kerusakan, kemampuan perlindungan dan bertahan hidup," menurut pernyataan dalam dokumen putih.

Negara-negara bertetangga di Asia meningkatkan gudang senjata nuklir

“India dan Pakistan meningkatkan ukuran dan kecanggihan gudang senjata nuklir mereka. Kedua negara ini mengembangkan dan mengerahkan jenis baru balistik berkemampuan nuklir dan misil jelajah, meningkatkan kapabilitas produksi bahan fisil militer mereka," menurut peringatan di laporan SIPRI.

Doktrin nuklir India berdasarkan pada prinsip pencegah kredibel minimum dan tidak akan pertama kali menggunakan senjata nuklir.

SIPRI mengutip tentang pertemuan di bulan Juni 2012 mengenai Otoritas Komando Nuklir India dan mengatakan, "Menekankan perlunya 'konsolidasi yang lebih cepat' dari postur pencegahan nuklir India berdasarkan tritunggal operasional kekuatan nuklir.”

Pakistan melakukan serangkaian uji-coba misil, yang sebagian besar merupakan jenis misil berkemampuan nuklir yang operasional atau masih dalam pengembangan. Pakistan juga meluaskan kompleks produksi plutonium utamanya di Khushab, Punjab.

Kebijakan 'mendahulukan militer' Korea Utara adalah kunci menuju program nuklir.

Korea Utara ditandai sebagai yang mengkhawatirkan oleh SIPRI. “Pengembangan dalam program nuklir dan misil balistik 2012 Korea Utara mengemukakan bahwa kepemimpinan baru di bawah Kim Jong-un akan memprioritaskan kebijakan 'mendahulukan militer' negara, yang dilandaskan oleh kemajuan dalam kemampuan nuklir dan misil balistiknya," menurut laporan.

Pembicaraan Enam Partai tentang perlucutan nuklir Korea Utara masih ditangguhkan pada tahun 2012, sementara negara tersebut menegaskan kembali statusnya sebagai negara yang memiliki senjata nuklir.

Sanksi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa terhadap Korea Utara terus meningkat di bulan Maret setelah pengujian bawah tanah perangkat nuklir miliknya tanggal 12 Februari. (APD Forum)

1 komentar:

  1. Cina,India,Pakistan, Korut, Iran negara2 ini sdg menggenjot nuklirnya utk persiapan perang dunia ke III dan bila negara mana aja kejatuhan nuklir. Ya ditrima aja, kasihan sepertinya negara2 yg belum mampu menggunakan nuklir pasrah dan akan ludes/lumat yg ada diatas tanah. Miris sdh dekat kiamat kali he...he..........

    BalasHapus