Minggu, 06 Maret 2016

KTT OKI kembalikan Palestina dan Al-Quds Al-Syarif ke "Radar Dunia"

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengungkapkan salah tujuan penyelenggaraan KTT OKI Luar Biasa pada 6-7 Maret 2016 di Jakarta adalah mengembalikan isu Palestina dan Al-Quds Al-Syarif kembali ke "radar dunia".


"Dalam KTT ini, kita ingin meletakkan isu Palestina ini kembali menjadi perhatian dunia Internasional," kata Retno saat acara diskusi di Kantor Staf Kepresidenan Jakarta, Rabu.

Retno mengungkapkan kondisi dunia saat ini sangat cair dan banyak konflik di mana-mana, namun masalah konflik Palestina hingga saat ini belum terselesaikan.

"Isu Palestina yang sekarang belum terselesaikan tersebut kembali ke radar perhatian dunia. Oleh karena itu KTT ini sangat penting artinya," jelasnya.


Retno juga berharap dalam KTT Luar Biasa ini diharapkan memunculkan persatuan antar faksi-faksi di Palestina serta anggota OKI agar terwujudnya perdamaian di negara itu.

Pengamat Timur Tengah Trias Kuncahyono mengatakan perdamaian Palestina itu merupakan utang sejarah OKI.

"Berdirinya OKI itu setelah adanya penyerangan Masjid Al Aqso pada 1967 yang menyatukan negara-negara Islam bersatu. Namun, konflik ini (Palestina-Israel) belum terselesaikan, dan ini tetap menjadi utang sejarah," tutur Trias.

Menurut dia, ada enam permasalahan konflik Palestina-Israel yang hingga saat ini belum bisa terselesaikan dan justru semakin mengkhawatirkan.

Pertama adalah masalah perbatasan, di mana hingga wilayah Palestina dari waktu ke waktu semakin mengecil karena dikuasai oleh Israel.

Kedua masalah pengungsi Palestina yang tidak bisa kembali ke tempat asalnya. Ketiga masalah status Kota Jerusalem yang dianggap Kota Suci oleh tiga agama, yakni Yahudi, Nasrani dan Islam.

"Kota ini oleh Israel diakuinya dan dijadikan sebagai ibu kota negaranya, juga Palestina yang menyebut sebagai ibu kota negaranya," ungkapnya.

Trias menyebut berbagai perjanjian perdamaian telah disepakati dan berbagai usul penyelesaian, namun hingga saat ini belum dapat terselesaikan.

Keempat adalah masalah pemukiman ilegal Israel yang terus mengerogoti wilayah Palestina juga menjadi hal yang belum bisa terselesaikan.

Kelima masalah keamanan dan keenam masalah distribusi air bersih yang terus menjadi isu konflik yang terjadi di kedua negara tersebut.

Trias berharap adanya KTT OKI Luar Biasa ini, Indonesia diharapkan mengambil peran lebih untuk mendamaikan kedua negara tersebut, termasuk mendamaikan dalam negeri Palestina, yakni Hamas dan Fatah, agar bisa bersatu. (Antara)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...