Sabtu, 09 Maret 2019

Saab Jas 39 Gripen NG Sang Penantang Sukhoi SU-35 Russia


Saab JAS 39 "Gripen" merupakan jet tempur supersonik yang dikembangkan dan diproduksi oleh Saab di Swedia.

Pada tahun 1979 Angkatan udara Swedia membutuhkan pesawat tempur multi-peran baru yang diproyeksikan sebagai pengganti pesawat J-35 Draken dan JA-37 Viggen.
Inisial JAS dari pesawat ini merupakan singkatan dari  Jakt atau udara-ke-udara, Attack atau Serang, dan Spaning atau pengintaian.

Saab Jas 39 Gripen NG Sang Penantang Sukhoi SU-35 Russia

Jet tempur JAS 39 Gripen merupakan hasil pengembangan yang dikerjakan bersama antara Saab Military Aircraft, Ericsson Microwave Systems, Volvo Aero Corporation dan Celsius Aerotech. Saab berhasil menciptakan pesawat generasi keempat tangguh namun dengan biaya yang murah untuk ukuran pesawat dikelasnya. Setelah melewati proses development yang panjang JAS 39 Gripen berhasil diterbangkan pertama kali pada tahun 1988.

Jet tempur ini menawarkan kelincahan, sistem akuisisi target tembak yang canggih, radar multi-peran yang kuat, persenjataan modern, dan kemampuan dalam peperangan elektronik komprehensif. Pesawat ini juga dirancang untuk mengantisipasi semua ancaman pada masa kini dan masa depan.



Mesin yang digunakan pada pesawat ini adalah Volvo-Flygmotor RM12 afterburning turbofan, mesin ini diproduksi oleh Volvo Aero Corporation atas lisensi dari General Electric F404−400. Untuk jangka panjang Saab mempertimbangkan untuk menggunakan mesin yang lebih baru seperti General Electric F414 atau versi thrust-vectoring dari mesin EJ200 milik Eurofighter Typhoon.

Jet tempur ini memiliki Kanard yang berfungsi unutk memberikan pitch rate tinggi dan hambatan yang rendah sehingga memungkinkan pesawat untuk terbang lebih cepat, lebih jauh dan mampuh membawa lebih banyak beban.

Kombinasi sayap delta dan Kanard memberikan Gripen performa yang lebih baik dalam hal karakter terbang maupun lepas landas dan mendarat. Avionik yang total menyatu membuat pesawat ini mampu di "program" sebaik mungkin. Pesawat ini juga mempunyai perangkat perang elektronika internal, sehingga membuatnya mampu mengangkut beban maksimal tanpa mengorbankan kemampuan perang elektronikanya.

Untuk lepas landas pesawat ini hanya membutuhkan landasan pacu sepanjang 800 meter. Satu kemampuan menarik dari gripen adalah kemampuannya untuk mendarat pada jalanan umum, ini disebabkan karena gripen memiliki memampuan pengereman udara untuk menekan pesawat ke arah bawah dan memanfaatkan kanard untuk pengereman lebih lanjut.

Versi A dan B merupakan tipe awal dari persawat tempur ini, kemudain saab group mengembangkan  versi C dan D yang lebih baik dari versi sebelumnnya. Versi terbaru yang telah dikembangakan adalah Gripen Next generation JAS 39 E/F.

Gripen Next generation memiliki jangkauan yang lebih luas dan sistem avionik yang lebih baik, hal yang paling penting pada generasi ini adalah penerapan radar active electronically scanned array atau AESA Selex Galileo Raven ES-05 yang dikembangkan oleh produsen radar asal Italia, Leonardo.

Radar Selex Raven ES-05 merupakan radar pengawasan yang dioptimalkan untuk operasi multi peran, sistem ini meliliki rangkayan mode komprehensif untuk operasi air-to-air dan air-to-ground denga akurasi dan kehandalan yang tinggi. 

Gripen Next Generation juga mengintegrasikan Skyward-G IRIST, untuk menyadiakan fungsionalitas pencarian dan pelacakan sasaran dengan kemampuan siluman, dan mampuh mengidentifikasi teman atau musuh atau Friend-or-Foe (IFF) terhadap  sensor  pesawat lainnya.

JAS 39 Gripen dipersenjatai dengan rudal AIM-120 AMRAAM, AIM-9 Sidewinder, rudal anti kapal Saab Dynamics RBS 15, dan rudal serang permukaan Maverick. 

Saab Dynamics juga bekerjasama dengan produsen utama rudal di Eropa dalam pengembangan rudal baru Udara-ke-Udara. Dua proyek utama yang telah dikerjakan adalah Rudal Meteor,  yang merupakan rudal Udara-ke-Udara jarak menengah dengan jangkauan 10 hingga 20 kilo meter, penembakan rudal ini dipandu radar. Disamping itu juga mengembangkan rudal IRIS-T yang merupakan rudal Udara-ke-Udara dan penembakannya  dipandu infra merah.

Versi Ekspor pesawat ini dipasarkan oleh perusahaan Gripen International, sebuah joint venture antara Saab dan BAE Systems. Pesawat ini sudah dipakai oleh angkatan udara Swedia, Britania Raya, Republik Ceko, Hungaria, Swedia, Afrika Selatan, dan Thailand. Pesawat ini juga gencar ditawarkan kepada negara-negara berkembang termasuk tawaran kepada TNI Angkatan Udara Republik Indonesia.

Pada bulan Juli 2016, Saab Indonesia mengkonfirmasi telah mengirimkan proposal pada awal tahun sebagai tanggapan terhadap persyaratan Angkatan Udara Indonesia. Proposal tersebut termasuk akuisisi awal 16 Gripen C / D senilai 1,5 miliar USD, untuk menggantikan Northrop F-5E Tiger II TNI AU yang telah dioperasikan sejak 1980-an. 

Saab telah menyanggupi peraturan Undang-Undang Industri Pertahanan Indonesia Nomor 16 Tahun 2012, yang mengharuskan kontraktor asing untuk bekerja dengan industri lokal, berkolaborasi dalam produksi dan berbagi teknologi. Mereka juga mengindikasikan bahwa tawaran tersebut dapat menggantikan versi C / D dengan versi E, jika Indonesia bersedia menerima waktu pengiriman yang lebih lama. Pesawat yang bersaing dengan gripen pada waktu itu adalah F-16V, Su-35, Rafale, dan Typhoon.


Video Saab Jas 39 Gripen Next Generation



Tidak ada komentar:

Posting Komentar