Senin, 10 Oktober 2016

Perang Rusia dan Negara Barat Pecah di Pertemuan DK PBB


 "Perang" antara negara-negara Barat dan Rusia pecah dalam pertemuan Dewan Keamanan (DK) PBB. Pertemuan itu membahas dua resolusi, yakni resolusi yang diajukan Prancis dan oleh Rusia.

Perseteruan bermula saat Rusia memveto resolusi yang diajukan Prancis. Resolusi itu berisi desakan kepada seluruh negara untuk menghentikan serangan di Aleppo, Suriah.



Melansir Al Jazeera pada Minggu (9/10), ini adalah kali kelima Rusia memveto resolusi di DK PBB sepanjang lima tahun konflik di Suriah berlangsung. Dalam empat veto sebelumnya, Rusia mendapat dukungan dari China. Tapi kali ini China mengambil sikap abstain, atau tidak memilih.

Setelah pembahasan mengenai resolusi yang diajukan Prancis, DK PBB kemudia berlanjut pada resolusi yang diajukan Rusia. Resolusi tersebut tidak berhasil diadopsi karena banyak negara yang menolak resolusi tersebut.


Situasi memanas, paska usulan Rusia gagal mengumpulkan cukup suara. Matthew Rycroft, duta besar Inggris untuk PBB langsung mengelurkan pernyataan, dengan meminta Rusia untuk menghentikan pemboman di Aleppo. Dia juga menyebut bahwa negara-negara Barat ragu dengan komitmen Rusia di Suriah.

"Ini (usulan Rusia) gagal karena mereka gagal untuk memenuhi tuntutan untuk mengakhiri pemboman udara dari Aleppo. Ini palsu. Sama seperti komitmen berongga Rusia untuk proses politik di Suriah adalah palsu. Pemboman warga sipil di Aleppo adalah memuakkan dan barbar. Berhenti sekarang," ucap Rycroft.

Dalam menanggapi komentar Rycroft ini, Vitaly Churkin, Duta Besar Rusia untuk PBB, mengatakan Inggris harus berhenti mendukung teroris. "Hentikan mendukung semua penjahat di seluruh dunia termasuk teroris," katanya.

"Hentikan intervensi dalam urusan internal negara-negara berdaulat, menghentikan kebiasaan kolonial Anda, meninggalkan dunia dalam damai dan kemudian, mungkin, situasi akan membaik di banyak daerah," sambung Churkin.

Hubungan antara Rusia dan Barat, khususnya dengan Amerika Serikat (AS) terus memburuk akibat perbedaan pendapat soal Suriah. Hubungan itu terus memburuk paska AS memutuskan untuk menghentikan pembicaraan dengan Rusia soal upaya damai di Suriah, yang mendapat kecaman keras dari Moskow. 


Alasan Rusia Veto Resolusi yang Diajukan Prancis
Rusia mengungkapkan alasan mengapa mereka memveto resolusi yang diajukan Prancis di Dewan Keamanan (DK) PBB terkait Suriah. Resolusi Prancis berisikan desakan untuk menghentikan serangan udara di Aleppo.

Kementerian Luar Negeri Rusia menuturkan alasan mereka memveto resolusi itu adalah karena mereka menilai resolusi tersebut menguntungkan kelompok militan yang beroperasi di Aleppo. Selain itu, Moskow menyebut resolusi itu terlalu dipolitisir.

"Upaya eksplisit dibuat, dengan melarang penerbangan di wilayah Aleppo, untuk memberikan penyamaran bagi teroris dari Jabhat Al-Nusra dan militan terkait," kata Kemlu Rusia, seperti dilansir Reuters pada Minggu (9/10).

Veto yang dilakukan Rusia terhadap resolusi yang diajukan Prancis merupakan awal "perang" antara Rusia dan negara-negara Barat di DK PBB. Dampak pertama dari veto tersebut adalah sedikitnya negara yang menyetujui resolusi Rusia di DK PBB.  (SindoNews)

1 komentar:

  1. Nato agresor yg perlu diberi pelajaran, caranya setop dulu serangan agar berkumpul dan baru dibom lagi....

    BalasHapus