Deputi Asisten Menteri Pertahanan Amerika Serikat untuk Rusia, Ukraina dan Eurasia, Michael Carpenter, memperingatkan bahwa pasukan Rusia mampu menginvasi dan membuat NATO kewalahan hanya dalam tempo 60 jam.
Menurutnya, meskipun NATO telah menumpuk kekuatan militer di Eropa khususnya di dekat perbatasan Rusia, hal itu masih belum cukup.
Peringatan dari Carpenter ini disampaikan dalam sidang Komite Hubungan Luar Negeri Senat AS awal pekan ini. Peringatan Carpenter ini mengacu pada laporan dari kelompok think tank RAND Corporation yang diminta Senator Senator Cory Gardner. Laporan ini menyatakan kekhawatiran bahwa pasukan Rusia bisa membuat NATO kewalahan hanya dalam 60 jam.
”Pada akhir 2017, ketika kami menerapkan semua pendanaan ERI (European Reassurance Initiative) yang muncul secara online, kesiapan kami akan jauh lebih baik untuk mengatasi tantangan dan jauh lebih siap untuk menghalangi agresi Rusia di wilayah itu ketimbang sekarang,” katanya.
”Saya tidak tahu bahwa kami secara signifikan lebih maju sekarang ketimbang ketika laporan RAND keluar, tapi saya yakin pada akhir 2017, ketika kami memiliki tim brigade tempur lapis baja tambahan sepadan dengan postur pertahanan di sisi timur NATO, kami akan (mampu),” lanjut dia, seperti dikutip Sputniknews, Jumat (10/6/2016).
Peringatan ini muncul di saat Sekretaris Jenderal NATO; Jens Stoltenberg, berusaha meningkatkan belanja pertahanan yang lebih besar untuk militer aliansi.
”Ketegangan meningkat, kami hidup di dunia yang lebih berbahaya, kami melihat Rusia lebih tegas ke timur dan kita melihat semua gejolak dan kekerasan di selatan,” kata Stoltenberg saat konferensi pers hari Kamis.
”Ini oke untuk mengurangi (belanja militer) ketika ketegangan akan mereda, selama kami mampu meningkatkan anggaran pertahanan saat ketegangan meningkat, dan itulah yang saya harapkan untuk dilakukan sekutu-sekutu NATO,” lanjut dia.
NATO telah berulang kali menyerukan anggotanya untuk menghabiskan minimal 2% dari PDB mereka untuk sektor pertahanan.
Rusia telah menganggap kehadiran pasukan NATO di dekat perbatasan mereka sebagai ancaman keamanan.
Juru bicara Presiden Vladimir Putin, Dmitry Peskov, mengatakan pada awal pekan ini bahwa latihan militer di Polandia tidak berkontribusi pada penciptaan suasana yang saling mempercayai. Latihan perang NATO yang melibatkan hingga 30 ribu tentara merupakan yang terbesar sejak Perang Dunia II. (SindoNews)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar