China mempertahankan sikapnya menolak bergabungnya India dengan kelompok negara-negara yang berusaha untuk mencegah proliferasi senjata nuklir dengan mengendalikan akses ke teknologi sensitif itu. Hal itu dikatakan oleh kepala Departemen Pengawasan Senjata Kementerian Luar Negeri China.
Kelompok Pemasok Nuklir (NSG) bertemu pekan ini di Seoul, Korea Selatan (Korsel). Namun, China menyatakan tidak akan melanggar aturan dan memungkinkan India menjadi anggota karena tidak menandatangani Perjanjian Non-Proliferasi Nuklir (NPT), pakta utama kontrol senjata global.
"Negara-negara Pemohon harus penandatangan Perjanjian Non-Proliferasi senjata nuklir (NPT). Ini adalah pilar, bukan sesuatu yang China menetapkan. Hal ini diakui secara universal oleh masyarakat internasional," kata Wang Qun seperti dikutip dari Reuters, Jumat (24/6/2016).
Qun mengatakan, keanggotaan India secara tidak resmi dibahas pada pertemuan NSG pekan ini. India mendapat dukungan dari Amerika Serikat (AS) untuk gabung dalam kelompok NSG. AS dan India memiliki kesepakatan nuklir dan ingin membawa negara dengan ekonomi terbesar ketiga di Asia itu dalam kelompok 48 anggota itu.
Qun menekankan, China menganggap penting untuk menangani keanggotaan baru di bawah konsensus dan bahwa tidak ada langkah belum memungkinkan negara non-NPT untuk bergabung.
"Aturan Internasional akan harus dihormati, besar atau kecil. Besar seperti NPT. Kecil seperti aturan dan prosedur dari kelompok ini. Pertanyaan penting yang menjadi keprihatinan kita adalah bagaimana menghadapi pertanyaan dari partisipasi negara dalam kelompok negara non-NPT. Ini tugas berat," tutur Qun. (SindoNews)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar