Kamis, 07 April 2016

Percakapan Terakhir Prajurit "Rambo" Rusia Saat Dikepung ISIS


Pasukan khusus Rusia atau Spetsnaz yang dijuluki “Rambo” setelah minta dibom pesawat tempur Moskow saat dikepung puluhan militan ISIS di Palmyra, Suriah, telah dianggap pahlawan oleh Kremlin.

Pasukan khusus bernama Letnan Alexander Prokhorenko, tewas secara heroik. Dia minta dibom oleh pesawat tempur Rusia agar puluhan militan kelompok Islamic State (ISIS) juga ikut tewas.



Militer Rusia tidak pernah merilis identitas pasukan khusus yang tewas itu. Namun, media-media Rusia berhasil mengungkap sosok “Rambo” Rusia tersebut.

Media Rusia, Pravda.ru, merilis transkrip kata-kata terakhir Prokhorenko saat meminta militer Moskow melakukan serangan udara terhadap dirinya. Berikut transkrip percakapannya :
 


Prokhorenko: Mereka berada di luar, lakukan serangan udara sekarang, tolong cepat, ini adalah akhir, beritahu keluarga, saya mencintai mereka dan saya mati berjuang untuk tanah air saya.

Komando: Negatif, kembalilah ke jalur hijau.

Prokhorenko: Perintah tidak diterima, saya dikepung, mereka berada di luar, saya tidak ingin mereka mengambil saya dan memparadekan saya, lakukan serangan udara, mereka akan membuat ejekan terhadap saya dan seragam ini. Saya ingin mati dengan martabat dan mengambil semua bajingan ini dengan saya. Penuhi keinginan terakhir saya, lakukan serangan udara, mereka akan membunuh saya.

Komando: Silakan konfirmasi permintaan Anda.

Prokhorenko: Mereka di luar, ini adalah komando akhir, terima kasih, beritahu keluarga saya dan negara saya, saya mencintai mereka. Beritahu mereka, saya berani dan saya berjuang sampai saya tidak bisa lagi. Harap berhati-hati dari keluarga saya, balas kematian saya, selamat tinggal komandan, beritahu keluarga, saya mencintai mereka!

Komando: (Tidak ada respon, memerintahkan serangan udara).

Menurut laporan yang diterbitkan oleh media Rusia itu, Prokherenko memang tewas di Palmyra pada akhir Maret 2016.

Orang tua dan istri dari Alexander Prokhorenko telah diberitahu, dan seluruh warga desa berduka pada pasukan khusus Rusia ini.

“Saya mengagumi heroisme anak desa yang sederhana yang mampu menjalankan tugas,” kata salah satu teman Prokhorenko yang menolak diidentifikasi.


Pemerintah Rusia semula menyangkal ada pasukan khusus mereka yang tewas di Palmyra. Namun, pada 17 Maret 2016, media propaganda ISIS, Amaq, menerbitkan foto-foto tentara Rusia yang tewas.

Tak lama kemudian, Pemerintah Rusia secara terbuka mengakui bahwa mereka kehilangan seorang perwira yang bertempur di Palmyra, yang identitasnya dirahasiakan.

“Sebuah Rusia khusus pasukan tewas di dekat Kota Palmyra saat membimbing pesawat tempur Rusia ke target ISIS,” kata sumber militer di pangkalan udara Khmeimim, Suriah, kepada kantor berita Interfax.

“Petugas meninggal sebagai pahlawan, menyerukan serangan ke dirinya sendiri setelah dia terganggu dan dikelilingi oleh teroris,” lanjut sumber itu. (SindoNews)


 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar