Presiden Amerika Serikat, Barack Obama, dan Presiden Rusia, Vladimir Putin, sudah membicarakan rencana untuk penarikan militer di Suriah.
Seperti dilansir AFP, pembicaraan ini dilakukan setelah Putin memerintahkan pasukan udaranya untuk angkat kaki dari Suriah karena dianggap sudah merampungkan misi pada Selasa (15/3).
"Mereka mendiskusikan pengumuman Presiden Putin hari ini untuk menarik sebagian pasukan Rusia dari Suriah dan langkah selanjutnya yang diperlukan untuk menerapkan gencatan senjata sepenuhnya," demikian bunyi pernyataan resmi Gedung Putih.
Putin sebenarnya sudah mengisyaratkan untuk menarik pasukan militernya dari Suriah sejak Selasa lalu demi mendukung perundingan damai yang dimediasi oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa di Jenewa.
Kini, perundingan damai tersebut tengah berkutat pada pembicaraan nasib Bashar al-Assad selanjutnya, mundur atau tetap berkuasa.
Rusia disebut tetap pada pendiriannya untuk mendukung Assad, sementara AS dan beberapa negara kunci Eropa menginginkan pemimpin Suriah tersebut lengser.
"Transisi politik dibutuhkan untuk mengakhiri kekerasan di Suriah," kata Obama.
Obama juga sudah menyinggung bahwa serangan udara yang mendukung pemerintahan Assad di Suriah dapat mengganggu gencatan senjata. Penghentian baku tembak itu disepakati agar tim bantuan dapat menjangkau warga sipil.
Rusia mengirimkan pasukan udaranya untuk menggempur ISIS demi mendukung Assad. Namun, banyak laporan menyebutkan bahwa serangan udara tersebut juga berdampak pada kelompok oposisi Suriah yang dilatih oleh AS, bahkan warga sipil.
AS dan Rusia memang satu visi mengenai penggempuran ISIS. Namun, AS tak sepakat dengan dukungan Rusia terhadap Assad. Menurut AS, Assad adalah dalang dari peperangan di Suriah.
"Perlawanan dari pasukan rezim Suriah dapat berisiko pada gencatan senjata yang sudah disepakati dengan PBB," ujar Obama.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Iran, Mohammad Javad Zarif, mengatakan bahwa permulaan pemulangan pasukan udara Rusia dari Suriah ini merupakan pertanda positif bagi gencatan senjata.
Berbicara di Canberra setelah bertemu dengan Menteri Luar Negeri Australia, Julie Bishop, Zarif menekankan pendirian Iran atas pentingnya gencatan senjata dan solusi politik di Suriah.
"Fakta bahwa Rusia mengumumkan bahwa mereka akan memulangkan sebagian dari pasukannya mengindikasikan bahwa mereka tak melihat pentingnya [kehadiran] pasukan dalam gencatan senjata. Ini merupakan pertanda positif. Kini, kami hanya harus menunggu," katanya.
Kementerian Pertahanan Rusia sendiri sudah mengumumkan bahwa rombongan pertama pesawat mereka sudah meninggalkan pangkalan udara Hmeymim di Latakia, Suriah. (CNN)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar