Rabu, 30 Maret 2016

Militer Filipina Tangkap Salahsatu Orang Kepercayaan Abu Sayyaf


Aparat Keamanan Filipina awal pekan ini membekuk salah satu petinggi jaringan militan Abu Sayyaf di Semenanjung Zamboanga. Seperti dilaporkan oleh TV5, Rabu (30/3), operasi dua hari lalu itu berhasil mengamankan Esmail Pingli alias 'Tago Pingli'. Sosok Tago ini sehari-hari menjadi salah satu wakil Abu Sayyaf yang mengkoordinir penculikan warga sipil.

Militer Filipina Tangkap Salahsatu Orang Kepercayaan Abu Sayyaf

Tago disebut-sebut tangan kanan dari Khadaffi Janjalani, pemimpin paling dominan dari Abu Sayyaf. "Kami berhasil menangkapnya setelah polisi menggelar operasi gabungan di jalan raya perbatasan Kota Lim dan Tungawan," kata Mayor Felimon Tan, Direktur Reserse dan Kriminal Umum Kepolisian Mindanao Barat.

Tago Pingli sudah menjadi incaran polisi sejak lama. Dia beberapa kali menculik turis asal negara Barat untuk memperoleh tebusan. Selain Pingli, Abu Sayyaf memiliki tukang culik lainnya seperti Abral Abdusallam yang masih buron.


Kendati satu pemimpinnya berhasil dibekuk, Abu Sayyaf yang belum lama berbaiat pada ISIS itu terus melakukan penculikan. Korban yang masih mereka sandera sekarang adalah 10 orang awak kapal berkewarganegaraan Indonesia.

Para WNI itu awalnya berada di kapal Brahma 12 dan Anand 12 membawa 7.000 ton batu bara. Saat dibajak, kedua kapal dalam perjalanan dari Sungai Puting, Kalimantan Selatan menuju Batangas Filipina Selatan.

"Pihak pemilik kapal baru mengetahui terjadi pembajakan pada tanggal 26 Maret 2016, pada saat menerima telepon dari seseorang yang mengaku dari kelompok Abu Sayyaf," kata Arrmanatha Nasir, juru bicara Kemenlu RI

Pemerintah Indonesia masih berkoordinasi dengan militer Filipina untuk melacak lokasi 10 WNI yang diculik itu. Abu Sayyaf menuntut tebusan 50 juta Peso (setara Rp 15 miliar) kepada perusahaan pemilik kapal.

Presiden Joko Widodo tidak bersedia bernegosiasi dengan teroris. Operasi pembebasan oleh Densus 88 ataupun TNI akan dilakukan jika sudah ada lampu hijau dari otoritas Filipina.

Kota Tarakan di Kalimantan Utara, juga dipersiapkan untuk menjadi pusat komando pembebasan sandera, lantaran posisinya yang strategis.

"Tentu kita siapkan dukungan logistik, tempat sandar kapal, akomodasi pasukan serta pangkalan, juga sudah siap bekerjasama," ujar Komandan Gugus Tempur Armada Kawasan Timur (Guspuraltim) Laksamana Pertama TNI I.N.G M Ariawan. (Merdeka)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar