Tunisia sudah menyelesaikan bagian pertama dari pembatas sepanjang 200km di sepanjang perbatasannya dengan Libia, yang dirancang untuk menghalau terorisme.
Pembatas itu terbuat dari saluran air terbuka dan gunungan pasir.
Proyek tersebut diumumkan pertengahan tahun lalu setelah 38 orang tewas di pantai akibat seorang pria bersenjata yang disebut berlatih di Libia.
Menteri pertahanan Tunisia mengatakan bahwa fase kedua proyek tersebut akan memasang peralatan elektronik dengan bantuan Jerman dan AS.
Petugas keamanan mengatakan pertahanan ini - yang akan menyulitkan kendaraan melewati perbatasan - sudah membantu mengurangi penyelundupan.
"Hari ini kami menyelesaikan penutupannya, dan ini akan membantu kami melindungi perbatasan, dan menghentikan ancaman," kata Menteri Pertahanan Farhat Horchani pada Sabtu.
Lebih dari 3.000 warga Tunisia sudah bergabung dengan kelompok yang menyebut dirinya Negara Islam atau ISIS dan berbagai milisi Islamis lainnya di Suriah dan Irak tapi Horchani mengatakan banyak yang sudah kembali dan bergabung dengan kelompok di Libia.
Libia mengalami ketidakstabilan sejak digulingkannya mantan pemimpin Muammar Gaddafi pada 2011 dan kini memiliki dua pemerintahan yang saling berebut kekuasaan.
Tahun lalu, kelompok ISIS memgambil alih kekuasaan di Sirte, kampung halaman Gaddafi. (BBC)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar