Para anggota parlemen Eropa menyerukan embargo senjata Uni Eropa terhadap Arab Saudi. Seruan ini terkait operasi militer Saudi di Yaman yang dilanda konflik.
Pekan lalu, pemerintah Saudi menyatakan akan terus melakukan intervensi militernya di Yaman. Operasi militer yang dilancarkan terhadap para pemberontak Houthi sejak Maret 2015 itu, akan terus dilakukan sampai Presiden Yaman Abedrabbo Mansour Hadi benar-benar kembali berkuasa.
Parlemen Eropa pada Kamis, 25 Februari waktu setempat mengadopsi resolusi yang menyerukan kepala urusan luar negeri Uni Eropa Federica Mogherini untuk memulai inisiatif guna menerapkan embargo senjata Uni Eropa terhadap Saudi.
Seperti dilansir kantor berita AFP, Jumat (26/2/2016), para anggota parlemen Eropa juga menyampaikan keprihatinan "atas serangan-serangan udara koalisi yang dipimpin Saudi dan blokade laut yang diterapkan di Yaman, yang telah menyebabkan ribuan orang tewas dan semakin mengganggu kestabilan Yaman."
Resolusi yang tidak mengikat itu disetujui oleh 449 anggota parlemen dengan 36 anggota menolaknya. Dalam resolusi itu, parlemen Eropa menyebut Saudi dan Iran sebagai pemain-pemain utama dalam konflik Yaman.
"Gencatan senjata yang menghentikan serangan-serangan terhadap warga sipil, pekerja medis dan kemanusiaan, pertempuran darat dan gempuran di Yaman sangat dibutuhkan agar bantuan bisa mencapai rakyat Yaman," demikian statemen parlemen Eropa.
Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyatakan, konflik Yaman telah merenggut sekitar 6 ribu nyawa. Ratusan ribu orang juga telah mengungsi dan banyak infrastruktur di negeri itu hancur akibat konflik. (Detik)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar