Jet-jet tempur Rusia mengikuti secara dekat operasi yang dilakukan pesawat Tornado milik angkatan udara Jerman (Luftwaffe) di Suriah, meski begitu, tidak ada insiden yang terjadi dari pertemuan angkatan tempur kedua negara itu. Demikian disampaikan komandan pusat operasi Jerman, Joachim Wundrak.
“Pertemuan-pertemuan itu terjadi secara profesional, tidak ada insiden yang dilaporkan,” ujar Wundrak sebagaimana dilansir Russia Today, Rabu (17/2/2016). Perwira berpangkat letnan jenderal itu menjelaskan bahwa pilot Rusia tidak mengambil sikap agresif seperti mencegat atau memaksa penerbang Jerman membatalkan misinya.
Dia menambahkan bahwa Luftwaffe memiliki pengalaman interaksi dengan angkatan udara Rusia, karena Jerman sering kali menyediakan pesawatnya untuk berpatroli di negara-negara anggota NATO yang tidak memiliki jet tempur untuk menjaga wilayah udaranya seperti Estonia, Latvia, dan Lithuania.
Menurutnya, pihak Rusia hanya ingin memperjelas bahwa mereka beroperasi dengan seizin Pemerintah Suriah.
Dia memperkirakan kekuatan angkatan udara Rusia di Suriah dan Irak berjumlah 100 unit pesawat tempur. Diantaranya terdapat pesawat tempur generasi ke-4 termutakhir seperti Su-35S.
Jerman ikut terjun dalam pertempuran melawan kelompok militan ISIS di Suriah sejak Desember 2015. Meski tidak ambil bagian dalam serangan udara, enam unit pesawat Tornado Jerman berperan aktif dalam misi-misi pengintaian dan pengumpulan intelijen yang membantu pasukan koalisi menentukan target mereka. (OkeZone)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar