Direktur Intelijen Nasional Amerika Serikat, James Clapper, menyebutkan bahwa Korea Utara mengaktifkan kembali pembangkit plutonium yang dapat menyediakan bahan bakar bagi senjata nuklir.
Pimpinan badan intelijen AS ini juga mengatakan bahwa Pyongyang telah mengambil langkah untuk membuat sistem peluru kendali balistik antarbenua.
Hal ini dilakukan beberapa hari setelah Korut meluncurkan roket jarak jauh yang menurut sejumlah pihak merupakan suatu uji coba teknologi peluru kendali yang dilarang.
Negara itu tercatat telah melakukan sejumlah tes nuklir di masa lalu.
"Kajian lanjutan kami menyatakan Korea Utara telah mengoperasikan pembangkit pada waktu yang cukup, sehingga negara itu bisa mendapatkan kembali plutonium dari bahan bakar yang dipakai pembangkit dalam waktu beberapa minggu atau bulan," kata Clapper.
Sanksi-sanksi baru direncanakan akan diberlakukan kepada Korea Utara sebagai tanggapan atas peluncuran roket jarak jauh yang dinilai melanggar peraturan.
Kesepakatan untuk memberikan sanksi baru itu diputuskan dalam sidang darurat Dewan Keamanan PBB di New York pada Minggu. (BBC)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar