Presiden Vladimir Putin menghapus kebijakan pembatasan perusahaan Rusia untuk bekerja sama dengan Iran dalam bidang nuklir.
Hal itu diungkapkan Putin saat berkunjung ke Teheran, Iran, Senin (23/11/2015). Kunjungan Putin ini merupakan kali pertama sejak 2007.
Sebuah keputusan yang ditandatangani Putin pada Senin itu memungkinkan perusahaan Rusia membantu modifikasi sentrifugal di situs pengayaan Fordo dan membantu Teheran mendesain ulang reaktor air keras, Arak, milik Iran.
Berdasarkan keputusan itu, perusahaan Rusia kini bisa menjalankan aktivitas yang berkaitan dengan uranium yang diperkaya sebanyak 300 kilogram hasil impor dari Iran.
Uranium yang diperkaya ini ditukar dengan uranium alami untuk persediaan di Iran.
Sebelumnya, di bawah kesepakatan bersejarah dengan negara-negara di dunia pada Juli lalu, Iran setuju untuk menimbang ulang secara dramatis program nuklirnya.
Kesepakatan itu membuat Iran kian sulit untuk mengembangkan senjata nuklir.
Teheran setuju untuk memangkas dua pertiga jumlah sentrifugalnya, sebuah mesin yang bisa "memperkaya" atau memurnikan uranium sehingga layak untuk dijadikan senjata nuklir atau untuk hal lain yang lebih bermanfaat.
Perusahaan-perusahaan Rusia melihat kesempatan bisnis ini setelah sanksi atas Iran dicabut. Kemungkinan dua bulan ke depan, perjanjian program nuklir mencapai tahap "implementasinya".
Putin tiba di Teheran pada Senin untuk melakukan pembicaraan dengan pemimpin tertinggi Ayatollah Ali Khamenei dan Presiden Hassan Rouhani.
Pembicaraan tersebut membahas seputar konflik Suriah.
Kunjungan sehari itu juga membahas kemungkinan Putin mengambil bagian dalam pertemuan tahunan negara-negara pengekspor gas. (Kompas)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar