Presiden Amerika Serikat (AS), Barack Obama, dan Presiden Rusia, Vladimir Putin, sepakat mengarahkan militernya masing-masing untuk mengadakan pembicaraan guna menghindari konflik di Suriah.
Kedua pemimpin itu juga sepakat untuk mengeksplorasi opsi untuk solusi politik di Suriah. Namun, soal masa depan Suriah di tangan Presiden Bashar al-Assad, Obama dan Putin masih berseberangan pandangan.
Obama dan Putin melakukan pertemuan langka di sela-sela Sidang Majelis Umum PBB kemarin. Mereka berbicara sekitar 90 menit secara tertutup. Menurut seorang pejabat AS yang berbicara dengan syarat anonim, Obama dan Putin membahas krisis Ukraina dan Suriah.
Obama menegaskan posisi Washington bahwa Assad harus lengser dengan alasan negara itu tidak bisa stabil jika Assad masih berkuasa.
Washington juga telah mempertanyakan niat Putin mengerahkan militernya di Suriah, setelah Kremlin mengirim tank dan pesawat-pesawat tempur ke Suriah sejak bulan lalu. AS sendiri sudah setahun terakhir melakukan operasi militer di Suriah dengan dalih memerangi kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).
Pejabat AS itu mengatakan bahwa pada akhir pertemuan Obama dan Putin, diketahui niat Putin yang sesungguhnya yakni memerangi ISIS dan mendukung rezim Assad yang merupakan sekutu utamanya.
”Kami memiliki kejelasan tentang tujuan mereka. Tujuan mereka adalah untuk mengusir ISIS dan untuk mendukung pemerintah (Suriah),” katanya, seperti dikutip Reuters, Selasa (29/9/2015).
Sedangkan dalam krisis Ukraina, Obama menegaskan dukungan AS terhadap kedaulatan dan integritas wilayah negara itu. Obama menyatakan bahwa AS melihat ada peluang kemajuan dalam pelaksanaan perjanjian damai di Minsk. (Sindo)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar