Kamis, 17 September 2015

Indonesia mendukung penyelesaian damai isu nuklir Iran


Indonesia menegaskan dukungan terhadap penyelesaian damai isu nuklir Iran dan menekankan kesiapan memperkuat kerja sama teknis Selatan-Selatan bagi pemanfaatan ilmu pengetahuan dan aplikasi teknologi nuklir.

Pernyataan tersebut disampaikan Ketua Delegasi RI/Dubes Rachmat Budiman pada Sidang General Conference International Atomic Energy Agency (IAEA) ke-59 di Wina, Austria, demikian Minister Counsellor KBRI/PTRI Wina, Dody Kusumonegoro, Rabu.


Indonesia mendukung penyelesaian damai isu nuklir Iran
Direktur Jeneral Badan Energi Atom Internasional (IAEA) Yukiya Amano (REUTERS/Leonharad Foeger)

Rachmat Budiman menjelaskan, dukungan Indonesia terhadap penyelesaian isu nuklir Iran secara damai melalui implementasi perjanjian Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA) antara Iran dengan Amerika Serikat, China, Inggris, Perancis, Rusia dan Jerman (E3+3).


Selain Resolusi DK PBB Nomor 2231 dan perjanjian "Road-map for the clarification of past and present outstanding issues" antara Iran dan IAEA. Perkembangan positif tersebut merupakan wujud konret keberhasilan upaya diplomasi dan negosiasi mengupayakan penyelesaian secara damai isu nuklir Iran.

Di pihak lain, Indonesia sangat menyesalkan kegagalan Sidang "Treaty on the Non-Proliferation of Nuclear Weapons (NPT) Review Conference" yang diselenggarakan April-Mei 2015 di New York yang tidak berhasil mengadopsi draf dokumen akhir.

Kegagalan tersebut dipandang akan semakin memperlemah relevansi, integritas serta kredibilitas NPT. Indonesia juga menyayangkan tidak adanya kemajuan dalam upaya pembentukan Kawasan Bebas Senjata Nuklir di Timur Tengah.


Bantuan Teknis


Sementara itu, terkait upaya memperkuat kerja sama Selatan-Selatan, Dubes Rachmat Budiman menyatakan, dukungan Indonesia diwujudkan dalam bentuk komitmen untuk memberikan bantuan teknis bagi negara berkembang di bidang aplikasi sains dan teknologi nuklir.

Bantuan tersebut akan diberikan dalam payung kerja sama Selatan-Selatan, antara lain melalui Program IAEA Peaceful Uses Initiative (PUI). Laboratorium BATAN yang telah ditetapkan sebagai IAEA Collaborating Center oleh Direktur Jenderal IAEA pada Januari lalu menyatakan kesiapannya melaksanakan pemberian bantuan teknis tersebut.

Kemampuan Indonesia memberikan bantuan teknis mendapatkan pengakuan Direktur Jenderal IAEA, Yukiya Amano, yang dalam pidato pembukaannya di General Conference IAEA ke-59 mengapresiasi bantuan Indonesia kepada Nepal berupa makanan siap saji yang telah diawetkan menggunakan teknologi iradiasi yang telah dikuasai dengan sangat baik oleh Indonesia.

Bantuan makanan tersebut diberikan dalam ketika Nepal mengalami bencana gempa bumi baru-baru ini. Iradiasi dengan teknologi nuklir memungkinkan bahan makanan menjadi lebih tahan lama namun tetap aman untuk dikonsumsi.

Indonesia juga telah memiliki keunggulan di bidang aplikasi teknologi nuklir. Keunggulan aplikasi teknologi nuklir Indonesia tersebut antara lain di bidang pertanian, yaitu pemuliaan tanaman menggunakan teknologi irradiasi yang telah memperoleh penghargaan outstanding achievement dari IAEA dan FAO.

Indonesia juga siap membantu negara-negara berkembang lainnya untuk mengembangkan aplikasi teknologi nuklir dalam pemuliaan tanaman tersebut, khususnya kepada negara-negara di kawasan Pasifik (Antara)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar