Direktur Eksekutif Pusaka Trisakti Fahmi Habsyi mengingatkan bahwa perhelatan Konferendsi Asia Afrika (KAA) tidak sekedar kegiatan seremoni tapi juga harus mampu mendorong kemerdekaan bagi Palestina.
"Jokowi-JK harus bisa mengambil peran internasional sekaligus mewujudkan janji kampanye pilpres dan semangat Nawacita untuk mendukung kemerdekaan Palestina bahkan berjanji membuka kedubes Indonesia di Palestina mengikuti puluhan negara yang telah membuka di sana," katanya di Jakarta, Senin.
Ia mengatakan dukungan kita terhadap kemerdekaan Palestina bukan karena Palestina itu umat Islam tapi mengikuti garis Soekarno menentang segala bentuk penjajahan oleh negara manapun. Jokowi layak disebut "Little Soekarno" jika KAA saat ini menegaskan dukungan kemerdekaan Palestina tanpa syarat.
Menurut dia, kalau konfrensi sebesar ini hanya menghasilkan poin kesepakatan Anti-Narkoba dan komitmen Hijau saja, tanpa Indonesia mempelopori poin dukungan kemerdekaan Palestina sejatinya semangat KAA 1955 tereduksi.
"Publik akan berpikir jangan-jangan agen-agen Israel ikut menyabotase janji kampanye pilpres Jokowi-JK . Kita semua berharap hasil KAA 2015 tidak seperti kuah sop tanpa garam," katanya.
Menurut Fahmi, sebenarnya secara isu KAA saat ini sudah tidak kontekstual (nyambung) dibandingkan KAA 1955 yang berusaha menjadi kekuatan sendiri di tengah pertentangan Blok Timur dan Barat.
"Blok Timur sudah bubar. Kalau mau digiring Selatan-Selatan juga tidak pas," katanya.
Namun lanjut Fahmi, dari semangatnya masih relevan melawan penjajahan jika KAA nanti tetap komitmen menentang penjajahan dan mampu hasilkan dukungan kemerdekaan Palestina.
"KAA harus meninggalkan jejak sejarah perjuangan yang memiliki makna ideologis dan menjadi golden moment yang sejalan dengan Nawacita bagi Jokowo-JK," katanya. (Antara)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar