Senin, 09 Februari 2015

Walau Rusia Krisis, Pendapatan Produsen AK-47 Naik 28%


Rusia memang sedang dihantam krisis karena harga minyak yang rendah dan pelemahan mata uang ruble. Namun salah satu perusahaan raksasa mereka, Kalashnikov, masih mampu mencatatkan kinerja yang luar biasa.

Walau Rusia Krisis, Pendapatan Produsen AK-47 Naik 28%

Seperti dikutip dari CNN, Minggu (8/2/2015), produsen senjata legendaris AK-47 ini membukukan pendapatan U$ 45 miliar (Rp 540 triliun) selama 2014. Naik 28% dibandingkan tahun sebelumnya.

Sepanjang 2014, Kalashnikov memproduksi 120.000 unit senjata. Untuk 2015, ditargetkan ada kenaikan 25%.


"Meski ada sanksi dari berbagai negara, Kalashnikov berhasil mencatatkan laba bersih. Ini yang pertama dalam 7 tahun terakhir," sebut Alexei Krivoruchko, Director General di Kalashnikov.

Kalashnikov merupakan perusahaan yang terkena dampak sanksi-sanksi dari negara barat terhadap Rusia, imbas dari aksi Negeri Beruang Merah di Ukraina. Namun Kalashnikov tetap memiliki konsumen setia di negara-negara Asia dan Afrika.

Selain memproduksi sejata untuk militer dan aparat penegak hukum, Kalashnikov juga mulai menyasar konsumen dari kalangan sipil. Kalashnikov memproduksi pakaian dan aksesoris bernuansa militer, yang digemari oleh para pecinta army look.

Tidak hanya di luar negeri, kinerja penjualan Kalashnikov di Rusia pun masih kinclong. Pasalnya, sektor pertahanan lolos dari pemangkasan anggaran 10% yang diperintahkan Presiden Vladimir Putin.

Militer dan aparat penegak hukum di Rusia masih menjadi konsumen utama Kalashnikov. Belanja militer di Rusia rencananya naik 85% selama periode 2012-2017. (Detik)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar