Sebagai bagian dari program pengembangan kendaraan militer Rusia hingga 2020, pasukan Rusia telah menerima 30 kendaraan lapis baja pengangkut personel yang baru, Typhoon-K, yang diproduksi oleh perusahaan Kamaz.
Typhoon-K, Kendaraan tempur berbobot 25 ton, dilengkapi dengan mesin 450 tenaga kuda dengan transmisi otomatis, dan dapat mengangkut 16 tentara. Foto: Vitaly Belousov/RIA Novosti |
MRAP merupakan kendaraan lapis baja beroda tinggi yang didesain khusus untuk melindungi pasukan dan kargo dari ranjau darat dan bom serta dapat menahan tembakan musuh jika terjadi penyergapan. Di arena perang yang sesungguhnya, truk semacam ini selalu menjadi sasaran empuk, sehingga tak mungkin digunakan dalam jumlah besar.
Jumlah korban yang sangat banyak dalam Perang Chechnya begitu mengejutkan, sehingga para jenderal Rusia menuntut dibuatnya kendaraan yang dapat melawan pasukan militer yang tidak teratur (gerilya). Pengalaman perang di Georgia pada 2008 menguatkan kebutuhan akan kendaraan tersebut. Lalu, pada 2010 muncul wacana untuk mengembangkan kendaraan lapis baja terpadu sebagai bagian dari Program Pengembangan Kendaraan Militer Rusia 2020.
Proyek tersebut langsung disambut baik oleh sejumlah perusahaan terkemuka Rusia dari bidang sains dan industri. Pasukan Rusia telah menerima kendaraan lapis baja Ural-63095 yang diproduksi UVZ dan pada akhir 2014 mereka menerima 30 kendaraan Typhoon-K buatan Kamaz. Kendaraan baru ini memiliki perlindungan level 6a, perlindungan tertinggi menurut klasifikasi Rusia yang bahkan melebihi standar. Sementara berdasarkan klasifikasi STANAG milik NATO yang lebih terkenal secara internasional, perlindungan kendaraan ini berada di antara level 3b dan 4. Typhoon-K dijamin mampu menahan ledakan di bawah roda atau di bawah badan utama dengan kekuatan setara dengan delapan kilogram bahan peledak tinggi (HE). Saat diuji, kendaraan ini berhasil melindungi manekin uji dari HE berkekuatan sepuluh kilogram. Perwakilan dari Kamaz menjelaskan, lapisan badan kendaraan terbuat dari kombinasi baja dan keramik, sehingga mampu menahan serangan dari peluru penembus lapis baja B-32, yang berarti sudah memenuhi persyaratan perlindungan kelas 4 STANAG.
Untuk mengurangi efek ledakan pada awak dan pasukan kendaraan, tempat duduk di dalam kendaraan ini terhubung ke atap. Selain itu, kabin kendaraan dilengkapi dengan perangkat HLF-100 yang dapat menyaring semua udara eksternal.
Kendaraan ini memiliki berat 25 ton, dilengkapi dengan mesin 450 tenaga kuda dengan transmisi otomatis, dan dapat mengangkut 16 tentara. Kabin dilengkapi dengan dua layar yang dapat digunakan untuk mengemudi jika kaca depan rusak. Selain itu, kendaraan ini juga memiliki sistem informasi tindakan dan kontrol Gals-D1M untuk memantau dan mengatur operasi mesin, menghitung putaran, kemiringan, jalan, kecepatan, dan lokasi kendaraan. Suspensi hidro-pneumatik independen memungkinkan pengemudi untuk mengubah jarak ke tanah dalam rentang 400 mm menggunakan remot kontrol. Lima kamera video memungkinkan pengemudi untuk terus mempertahankan penglihatan 360 derajat dan memantau kondisi kendaraan.
Kendaraan ini menggunakan kaca tahan peluru unik yang dikembangkan oleh Magistral Ltd. Selama pengujian yang dilakukan di Institut Penelitian Baja, kaca ini mampu menahan KPV kaliber 14,5 mm yang ditembak dari jarak tiga inci. Sementara, transparansi kaca adalah mencapai 76 persen, sesuai dengan standar terbaik dunia.
Typhoon baru saja diproduksi untuk tahap pertama dan beberapa jenis kendaraan khusus lain sedang disiapkan berdasarkan rancangan Typhoon-K. Tak lama lagi, Kamaz akan memproduksi Kamaz-63969 yang memiliki landaian samping dan pistol kendali jarak jauh.
Sumber : RBTH
Tidak ada komentar:
Posting Komentar