Jepang, Amerika Serikat dan Korea Selatan semakin dekat untuk mencapai kesepakatan terkait informasi sensitif soal program rudal dan nuklir Korea Utara, Kementerian Pertahanan Jepang mengatakan Jumat (26/12).
Program rudal dan nuklir Korea Utara dianggap mengancam keamanan dan stabilitas negara-negara di semenanjung Korea. (Reuters/KCNA) |
Karena posisi Jepang terletak dalam jangkauan rudal menengah Korea Utara, kegiatan intelijen militer Korea Utara menjadi sangat penting untuk keamanan negara itu.
“Sejak menteri pertahanan Jepang, Amerika Serikat dan Korea Selatan menyepakati pentingnya berbagi informasi pada Mei lalu, diskusi telah terjadi di berbagai tingkatan," kata seorang pejabat Kementerian Pertahanan Jepang pada pertemuan dengan media.
"Dan sekarang kita berada dalam tahap akhir menuju penandatanganan,” ungkapnya.
Dalam kerangka tersebut, Korea Selatan akan menyampaikan informasi yang relevan ke Amerika Serikat, karena Seoul yang telah memiliki perjanjian secara hukum dan mengikat untuk berbagi dan menjaga informasi intelijen yang disebut Perjanjian Keamanan Umum Informasi Militer (GSOMIA) dan kemudian AS akan meneruskan informasi tersebut ke Jepang.
Hal ini juga akan bekerja sebaliknya karena Amerika Serikat telah menandatangani GSOMIA dengan Jepang.
Beberapa warga Korea Selatan telah menyuarakan keprihatinan tentang penandatanganan pakta keamanan dengan Jepang, penguasa kolonial yang pernah menjajah Korea Selatan.
di Selain aneksasi Jepang semenanjung Korea yang berakhir pada tahun 1945, hubungan bilateral Jepang dan Korea Selatan telah diganggu oleh sengketa wilayah yang berkepanjangan atas sekelompok pulau kecil. (CNN)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar