Pertempuran jalanan yang intens berkecamuk di kota Kobani, Suriah, Senin (6/10/2014), saat kaum militan ISIS mendekat untuk menguasai wilayah penting di perbatasan dengan Turki itu.
Seorang saksi mata dari dalam kota itu mengatakan kepada CNN, kaum militan ISIS menancapkan bendera mereka di sebuah bukit di sisi timur Kobani, kemudian bertahan demi membuka rute bagi pasukannya. Para kru CNN, Senin, juga melihat sendiri apa yang tampak seperti bendera hitam ISIS berkibar dari puncak sebuah bukit di sisi timur kota itu. Bendera tersebut berada lebih jauh di dalam sisi timur kota itu ketimbang sebuah bendera yang terlihat berada di atas sebuah gedung dalam video Reuters dan juga terlihat oleh para kru CNN.
Saksi mata itu mengatakan, banyak milisi Kurdi yang mempertahankan kota itu terluka dan tewas, dan banyak militan ISIS juga tewas saat bentrokan berlangsung dari jalan ke jalan.
Jatuhnya kota itu akan membawa simbol dan dampak strategis yang besar, yang akan membuat ISIS menguasai sebuah wilayah yang tidak terganggu yang terbentang antara perbatasan Turki hingga ke Raqqa yang telah dinyatakan sebagai ibu kota kelompok itu, yang berjarak sekitar 100 kilometer dari Kobani.
Militer Turki, yang telah menempatkan pertahanan di sepanjang perbatasan dalam beberapa hari terakhir saat pertempuran berkobar, menghalangi orang-orang melarikan diri dari kota yang terkepung itu untuk melintasi perbatasan. "Kami ingin pergi ke seberang!" teriak calon pengungsi ketika mereka menempel di pagar perbatasan.
Seorang saksi mata di dalam kota Kobani mengatakan kepada CNN bahwa ia telah menunggu untuk meninggalkan kota itu bersama ratusan orang lain sejak hari Minggu malam. "Kami akan terbunuh jika kami tetap tinggal," katanya.
Saat kaum militan ISIS menyerang dengan menggunakan tank dan artileri berat, para pembela kota ini bersumpah untuk terus berjuang. "Kami takut akan hal ini. Kami berkewajiban untuk mempertahankan rumah kami, kota kami," kata pejabat Kurdi Kobani, Idriss Nassan. "Kami tidak memilih perang ini, tetapi kami berkewajiban untuk melawan."
ISIS berhasil mendekati Kobani meskipun ada serangan udara Amerika Serikat dan pasukan sekutu selama akhir pekan dan pada hari Senin. Serangan udara terbaru itu menyasar dua posisi pertempuran dekat Kobani dan dua tank dekat Raqqa, serta dua unit kecil ISIS, dua posisi mortir dan sebuah bangunan di Irak, kata militer AS, Senin.
Seorang pejabat pertahanan senior AS mengatakan akan melancarkan lebih banyak serangan udara terhadap sasaran ISIS di daerah Kobani pada Senin. Namun hal itu lebih mudah diucapkan daripada dilakukan. Seorang pejabat senior militer lain mengatakan banyak target ISIS di Kobani yang terlalu dekat dengan perbatasan Turki atau pasukan Kurdi untuk diserang. Dan Pentagon, kata pejabat itu, yakin situasi di Kobani telah dibesar-besarkan karena wartawan ada di sana. Banyak kota-kota lain telah jatuh ke tangan ISIS tanpa ada kru televisi yang hadir, kata pejabat itu.
Nassan mengatakan, dia tidak terlalu peduli apa peran serangan udara AS ke depan. "Ketika saya berbicara dengan orang-orang di sini di Kobani, mereka mengucapkan terima kasih kepada masyarakat internasional, dan Amerika Serikat, mereka mengucapkan terima kasih kepada negara-negara yang menyerang ISIS. Namun semua orang yakin itu tidak cukup," katanya.
"Masyarakat internasional tidak dapat mengalahkan ISIS dengan hanya menyerang mereka dari langit. Mereka harus membantu orang-orang yang sedang berperang, yaitu (Unit Perlindungan Rakyat Kurdi) YPG, (pemberontak) Tentara Pemebebasan Suriah yang ada di sini, di darat."CNN). (Tribun)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar