Kamis, 16 Oktober 2014

Lima Teknologi Militer Rusia yang Tak Biasa


Dari penampilan fisik saja, senjata militer canggih dapat menghadirkan ketakutan dan kengerian bagi musuh. Tapi di sisi lain, muncul kekaguman terhadap para perancangnya, kebanggaan, dan kadang rasa penasaran dan takjub, apalagi jika teknologi itu memiliki tampilan yang tidak biasa. Kali ini, RBTH telah memilih beberapa senjata Rusia dengan penampakan yang paling aneh. 

Kapal serbu amfibi Zubr di Pulau Salamis, Yunani
Kapal serbu amfibi Zubr di Pulau Salamis, Yunani. Foto: Vladimir Vyatkin/RIA Novosti

Kapal Serbu Zubr, Hovercraft Berbaling-baling

Saat bergerak, Zubr praktis tidak terlihat, hanya tampak gelombang air saja yang menuju pantai. Tapi tiba-tiba, dengan derau yang menakutkan, kapal serbu terbesar dan tercepat di dunia itu bisa naik ke permukaan. Setelah itu barulah kita dapat melihat empat baling-baling pendorongnya yang berukuran besar di bagian buritan dan dasar kapal yang berfungsi sebagai bantalan, yang membuat kapal ini dapat ‘melayang’ di atas air.




Zubr dapat mengangkut teknologi berat, membawa pasukan, dan menurunkan mereka di pantai kosong. Kapal ini dapat bergerak tidak hanya di air, tetapi juga di darat dan es, serta melewati rintangan dengan tinggi hingga 1,5 meter.


Sistem Misil Artileri Antipesawat Palma
Sistem Misil Artileri Antipesawat Palma. Foto: Press Photo
Robocop Laut: Sistem Misil Artileri Antipesawat Palma

Hal pertama terlintas ketika Anda melihat Palma adalah kemiripannya dengan manusia. Palma memiliki mata, mulut, dan dua lengan. Kepala Palma merupakan sistem elektronik optik kendali otomatis, mulut dan matanya merupakan saluran video dan inframerah serta pengukur jarak laser. Lengan Palma dapat berubah menjadi meriam yang bisa menembak cepat atau menjadi sistem rudal antipesawat.

Palma dapat ditemukan di fregat Gepard yang dibangun bagi angkatan laut Vietnam, serta di fregat Rusia, Laksamana Gorshkov, yang akan diluncurkan tahun ini.

SU-47 diciptakan sebagai pesawat eksperimental.
SU-47 diciptakan sebagai pesawat eksperimental. Foto: Pachkovsky/RIA Novosti
SU-47 Berkut, Pesawat Bersayap ‘Terbalik’

Berkut memiliki tampilan seperti pesawat terbang biasa, hingga Anda melihat sayap-sayapnya. Sayap tersebut terlihat ‘terbalik’, seolah para insinyur perancangnya bingung dan menempelkan sayap-sayap itu dengan sudut yang keliru. Namun sesungguhnya, sayap sagital yang ‘keliru’ menghadap belakang ini merupakan keunggulan utama Berkut.

Dengan fitur ini, Berkut dapat berakselerasi dengan cepat dan mencapai penerbangan horizontal tanpa jatuh ke air ketika lepas landas dari lintasan pendek untuk pesawat angkutan. Pesawat ini mampu bermanuver dengan kecepatan rendah dan bahkan melakukan deselerasi dinamis yang disebut Pugachev Cobra, teknik yang memungkinkan Berkut terbang mundur tanpa kehilangan kendali.

SU-47 dapat disebut sebagai pendahulu pesawat PAK FA generasi kelima. Ia merupakan satu-satunya pesawat Rusia dengan dimensi pesawat penghancur tetapi memiliki kampartemen kargo dalam. Dalam penerbangan uji program PAK FA, ia mengangkut imitasi rudal jarak jauh.

Berkut diciptakan sebagai pesawat eksperimental dan hanya ada satu sampel pesawat, tidak digunakan oleh militer Rusia.

Kapal laut terbang Orlyonok, 1993
Kapal laut terbang Orlyonok, 1993. Foto: RIA Novosti

Kapal Laut Terbang, Kendaraan Efek Bumi

Kendaraan efek bumi adalah perpaduan unik sebuah kapal dan sebuah pesawat, yang tidak jelas apakah ia lebih bersifat pesawat atau kapal. Pesawat ini lepas landas dan mendarat di air, dan dapat terbang dengan kecepatan 500 kilometer per jam, dengan jarak beberapa meter dari permukaan air. Oleh sebab itu, kendaraan efek bumi tidak pernah terancam oleh ranjau laut atau torpedo musuh. Ia juga tidak terdeteksi oleh radar musuh.

Uni Soviet membuat dua jenis kendaraan efek bumi yakni Orlyonok dan Lun. Lun dibuat sebagai sampel tunggal. Setelah perancangnya Rostislav Alexeev meninggal, pengembangan kapal ini pun berhenti. Orlyonok berukuran lebih kecil dan diciptakan untuk membantu pasukan terjun payung turun. Ia dapat mengangkut 200 prajurit dan dua tank.

Uni Soviet berencana memproduksi 120 Orlyonok, namun karena ketidaktersediaan dana, proyek ini akhirnya dibekukan. Dengan runtuhnya Uni Soviet, pengembangan dan produksi kendaraan efek bumi militer secara permanen dihentikan.



Helikopter kelas berat Mi-12 dipamerkan di Museum Pusat Angkatan Bersenjatan di Monino
Helikopter kelas berat Mi-12 dipamerkan di Museum Pusat Angkatan Bersenjatan di Monino, di luar kota Moskow.
Foto: ITAR-TASS

Convertiplane, Helikopter MI-12

Tidak seperti V-22 Osprey milik AS, MI-12, helikopter terbesar di dunia, tak memiliki baling-baling yang berputar. Ia dibangun berdasarkan skema melintang yang jarang digunakan untuk helikopter karena rumit. Namun, tak mungkin membangun sebuah helikopter dengan daya angkat besar dengan skema biasa. Raksasa ini dirancang sebagai mesin militer yang mampu mengangkut kargo hingga 30 ton, seperti rudal balistik.

Helikopter ini memecahkan rekor angkutan pada 1969. Ia mengangkat kargo seberat 40,2 ton setinggi 2.250 meter. Hingga saat ini, belum ada yang mengalahkan rekor tersebut.

Meski dengan segala pencapaian dan kelasnya yang sangat tinggi, helikopter ini tidak digunakan oleh tentara. Pihak militer menolak MI-12, sementara penerbangan sipil pun tidak membutuhkan banyak pesawat jenis ini. (RBTH Indonesia)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar