Dua tentara Filipina dan sejumlah gerilyawan penentang kesepakatan damai antara pemerintah dengan kelompok Front Pembebasan Islam Moro (MILF) tewas saat bentrok pada Kamis, demikian pihak militer setempat mengatakan.
Pertempuaran tersebut meletus di wilayah selatan Filipina setelah sehari sebelumnya Presiden Filipina, Benigno Aquino, menyerahkan usulan UU Otonomi Muslim kepada parlemen; satu langkah penting mengakhiri pemberontakan yang telah menewaskan puluhan ribu orang.
Sekitar 20 gerilyawan Pejuang Pembebasan Islam Bangsamoro (BIFF) memulai tembakan ke arah sekelompok tentara pada Rabu. Mereka kemudian menyerang satu unit militer yang dikirim untuk melancarkan balasan, demikian keterangan Mayor Jenderal Edmundo Pangilinan.
Para gerilyawan berhasil menewaskan dua orang tentara dan melukai enam lainnya, kata Pangilinan.
Pangilinan--mengutip keterangan penduduk setempat yang menjadi saksi--mengatakan bahwa lebih dari 10 gerilyawan tewas dalam pertempuran yang berlangsung selama dua jam itu.
Jika jumlah korban tersebut akurat, maka pertempuran pada Kamis merupakan bentrokan paling berdarah yang melibatkan BIFF di Mindanao sejak Juli lalu saat 17 gerilyawan dan satu tentara tewas dalam satu hari.
BIFF sendiri adalah pecahan dari kelompok gerilyawan terbesar di Filipina, MILF. Mereka memisahkan diri pada 2008.
Sementara itu pada Maret lalu, MILF yang diperkirakan mempunyai kekuatan 10.000 tentara--mencapai kesepakatan damai setelah pemerintah Filipina menawarkan otonomi pemerintahan Muslim di wilayah Mindanao.
Di sisi lain, BIFF menolak kesepakatan itu dan bersumpah akan terus melakukan perjuangan demi terbentuknya negara Islam merdeka di wilayah selatan Filipina.
Pada bulan lalu BIFF juga sempat melakukan baiat terhadap Daulah Islam, sebuah kelompok garis keras yang menguasai sebagian wilayah Irak dan Suriah.
MILF sendiri mengecam Daulah Islam dan berjanji akan menghentikan "virus" kelompok itu di kawasan Asia Tenggara. (Antara)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar