Minggu, 11 Mei 2014

Situasi Memanas Menjelang KTT ASEAN


Menteri Luar negeri (Menlu)  negara-negara anggota ASEAN), Sabtu (10/5/2014), menyatakan kekhawatirannya atas meningkatnya ketegangan di Laut Cina Selatan.

Situasi Memanas Menjelang KTT ASEAN

Suasana memanas sehari menjelang Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN di Naypyidaw, Myanmar. Vietnam dan Filipina menyatakan siap bentrok dengan Beijing di perairan yang disengketakan.

Ketegangan di Laut Cina Selatan meningkat pekan ini setelah Beijing memindahkan satu anjungan pengebor minyak di perairan yang juga diklaim Vietnam. Hanoi langsung bereaksi keras dan menyatakan kapal-kapalnya diserang.


Insiden itu juga mengundang kecemasan dari PBB. Manila, meminta sebuah pengadilan PBB untuk memutuskan klaim Cina atas sebagian besar laut itu. Manila juga menahan satu kapal penangkap ikan berbendera Cina di perairan yang disengketakan itu.

Dalam pernyataan bersama yang dirilis Sabtu (10/5/2014) Para Menlu ASEAN mendesak semua pihak untuk mengekang diri dan menghindarkan aksi-aksi yang dapat merusak perdamaian dan stabilitas di daerah itu.

Pernyataan itu juga menyerukan negara-negara yang bersengketa untuk menyelesaikan sengketa dengan cara damai tanpa melakukan ancaman atau menggunakan kekuatan militer.  Menteri Luar Negeri Indonesia Marty Natalegawa mengatakan petemuan para Menlu itu didominasi pertikaian-pertikaian maritim.

Cina dan Vietnam yang pernah terlibat perang perbatasan tahun 1979, terlibat dalam satu sengketa perairan dan sering saling konflik diplomatik menyangkut eksplorasi minyak, hak penangkapan ikan di Kepulauan Spratly dan Paracel.

Beijing mengklaim hak kedaulatan atas hampir seluruh Laut Cina Selatan, yang diperkirakan kaya minyak dan gas. Brunei Darussalam, Malaysia, dan Taiwan sebenarnya juga mengklaim wilayah ini. Tapi kritik paling kencang disuarakan Filipina dan Vietnam.  (Suara)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar