Militer Thailand bertindak cepat usai mengumumkan pengambilalihan kekuasaan pada Kamis, 22 Mei 2014, pukul 16.30 waktu setempat. Mereka memerintahkan pemblokiran semua stasiun televisi dan radio. Seluruh televisi dan radio hanya boleh menyiarkan siaran berisi pengumuman militer.
Di layar televisi hanya terlihat beberapa emblem militer Thailand sambil diiringi lagu patriotik Thailand.
Warga Thailand juga dilarang bepergian ke luar pada malam hari karena pemerintah memberlakukan jam malam. “Di bawah darurat militer, Komite Penjaga Perdamaian Nasional melarang siapapun di seluruh Kerajaan Thailand untuk meninggalkan rumah mereka mulai pukul 22.00 hingga 05.00 waktu setempat,” ujar Juru Bicara Militer dalam siaran televisi.
Militer juga memerintahkan kepada para pengunjuk rasa dari kedua sisi untuk membubarkan diri dan kembali ke rumah. “Demi menjaga perdamaian dan ketertiban, maka kami memerintahkan semua pengunjuk rasa dari berbagai kelompok untuk kembali ke rumah secepatnya,” kata juru bicara itu. Beberapa bus akan mengangkut mereka pulang.
Selain larangan, militer juga mengancam akan memblokir semua akun media sosial yang menyebarkan komentar bernada kekerasan atau kritis terhadap pemimpin militer. Hal itu diumumkan dalam buletin yang disiarkan stasiun televisi.
“Junta militer mendorong kerjasama operator media sosial dan semua yang terlibat untuk menghentikan berbagai pesan yang memicu tindak kekerasan, melanggar hukum, atau mengkritik dewan kudeta,” ujar perwakilan militer.
Berbagai media sosial seperti Twitter dan Facebook sangat populer dan kerap digunakan di Negeri Gajah Putih itu. (VivaNews)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar