Rabu, 14 Mei 2014

Ingkar Janji, Rezim Suriah Masih Gunakan Senjata Kimia


Rezim Suriah lagi-lagi menggunakan senjata kimia, kendati sudah berjanji akan memusnahkannya. Pemerintah Bashar al-Assad dituduh masih menyembunyikan senjata-senjata kimia untuk digunakan menggempur warganya.

Ingkar Janji, Rezim Suriah Masih Gunakan Senjata Kimia
Bom Chlorine dijatuhkan rezim Suriah di kota Keferzita
Diberitakan Al-Jazeera, Selasa 13 Mei 2014, hal ini disampaikan oleh Menteri Luar Negeri Prancis Laurent Fabius saat mengunjungi Washington, Amerika Serikat. Pernyataan Fabius dilayangkan bertepatan dengan pernyataan lembaga HAM Human Right Watch (HRW) yang mengungkapkan hal yang sama.

Fabius mengatakan, ada bukti kuat yang menunjukkan rezim Syiah Assad telah menjatuhkan 14 senjata kimia jenis chlorine sejak 25 Oktober tahun lalu. Peristiwa terakhir diduga terjadi bulan lalu di permukiman warga di Keferzita.


Fabius mengaku mengutip informasi ini dari "saksi yang kredibel". Sedangkan untuk bukti penyerangan sulit diperoleh, karena bom chlorine cepat menguap sehingga tidak meninggalkan jejak. Bom ini menyerang dalam skala kecil, namun mematikan. Belum diketahui berapa jumlah korban jiwa.

Dia melanjutkan, saat ini rezim Assad memang telah memberikan 92 persen senjata kimia mereka untuk dimusnahkan. Pemusnahan senjata kimia ini atas desakan Barat menyusul serangan kimia ke Ghouta yang menewaskan ribuan orang Agustus tahun lalu.

Namun Fabius meyakini Assad berbohong lagi. Dia yakin pemerintah Suriah masih menyembunyikan senjata kimia mereka. "Terlihat bahwa rezim Bashar al-Assad walau telah berkomitmen tapi tetap memproduksi senjata kimia dan menggunakannya," kata Fabius.

Sebelumnya, pemerintah Suriah menuduh kelompok Al-Nusra yang telah menjatuhkan gas chlorine di Keferzita. Namun kebohongan demi kebohongan yang disampaikan Assad berhasil terbantahkan. Menurut 10 saksi HRW, bom itu dijatuhkan helikopter militer. Di Suriah, hanya rezim yang punya helikopter militer.

"Bukti dengan tegas menunjukkan helikopter pemerintah Suriah menjatuhkan bom tong yang diikat dengan silinder gas chlorine di tiga kota. Serangan ini menggunakan bahan kimia industri yang dilarang berdasarkan perjanjian internasional yang diikuti Suriah pada Oktober 2013," tulis HRW.

Sudah lebih dari 150.000 orang tewas dalam konflik yang telah pecah lebih dari tiga tahun di Suriah. Belum ada tanda-tanda konflik akan berakhir, selama Assad masih belum mendengarkan aspirasi rakyatnya untuk turun. (VivaNews)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar