Milisi bersenjata kalashnikov merebut kantor polisi dan bangunan keamanan di Ukraina Timur yang hingga kini terus bergolak. Mereka terus saja menuntut untuk bergabung dengan pemerintahan Kremlin.
Kelompok milisi pro Rusia menguasai kantor polisi di Slavyansk |
Serangan yang terkoordinasi dan serangan-serangan berikutnya oleh ratusan pengunjuk rasa pro Rusia di markas polisi Donetsk menggarisbawahi volatilitas krisis menjelang perundingan perdamaian antara Uni Eropa dan AS diplomat dan mereka Moskow dan Kiev rekan-rekan di Jenewa pada Kamis mendatang .
Penyerbuan ini sempat diwarnai oleh baku tembak antara kepolisian dan kelompok militan, namun tidak ada korban jiwa yang dilaporkan. Sekelompok militan datang dengan dua bus, membawa senapan dan mengenakan topeng. Mereka menyebut diri sebagai pejuang dari "milisi rakyat".
"Kami bukan pasukan Ukraina, kaminetsk milisi rakyat. Kami adalah orang-orang yang telah bangkit untuk mengusir polisi Kiev korup," kata penyerang.
Dengan fakta ini, pemimpin interim Ukraina telah menghadapi tekanan terus-menerus dari massa yang didukung Kremlin.
Moskow pun telah menyiagakan puluhan ribu tentaranya di perbatasan timur Ukraina setelah mereka berhasil mencaplok Semenanjung Crimea di Laut Hitam.
Rusia kini siap menuntut pembayaran dari pemerintah terkait kekurangan uang untuk pengiriman gas masa depan ke Ukraina.
Perdana Menteri Ukraina Arseniy Yatsenyuk yang telah mengunjungi wilayah itu pada Jumat lalu sepertinya gagal menenangkan para pengunjuk rasa dengan janji hak lokal yang telah diperluas. (JN)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar