Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengunjungi Kuba untuk kunjungan dua harinya mulai Senin kemarin di tengah ketegangan tinggi antara Rusia dengan Barat dan Amerika atas Ukraina.
Sergey Lavrov |
Seperti diketahui, Havana telah memihak Rusia di terburuk krisis Timur-Barat sejak Perang Dingin, namun hingga kini belum turut mengatasi masalah ini secara langsung .
Lavrov akan bertemu dengan mitra lokal Bruno Rodriguez pada Selasa pagi. Dia juga akan bertemu dengan Presiden Kuba Raul Castro.
Moskow dan Havana adalah sekutu dekat selama 30 tahun selama Perang Dingin, sampai runtuhnya Uni Soviet pada tahun 1991. Setelah keretakan di bawah mantan presiden Rusia Boris Yeltsin, keduanya kembali menjalin hubungan politik dan ekonomi serta kerjasama militer.
Dari Havana, Lavrov akan menuju ke ibukota Peru Lima Rabu besok.
Kementerian Luar Negeri Peru mengatakan Lavrov akan diterima oleh Presiden Ollanta Humala dan mengadakan pembicaraan dengan rekannya Eda Rivas.
Kunjungan ini fokus pada kerjasama militer dan pada proposal Peru untuk perjanjian perdagangan bebas. Moskow dan Lima memang telah memiliki ikatan yang kuat sejak tahun 1969 . Peru mengumumkan pada Desember bahwa angkatan bersenjatanya berencana untuk mengakuisisi 24 helikopter buatan Rusia dan membuka pusat layanan regional untuk jenis pesawatnya.
Kunjungannya ke Amerika Latin ini muncul pada saat Amerika Serikat dan Uni Eropa menampar Rusia dengan sanksi baru dan berat karena Moskow dinilai gagal menghentikan ketegangan di Ukraina Timur. (JN)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar