Kamis, 03 April 2014

NASA dan Rusia Tetap Kerjasama untuk Urusan Stasiun Antariksa


Amerika Serikat sudah menyampaikan secara resmi bahwa badan antariksa miliknya NASA sudah memutuskan hubungannya dengan Rusia. Selama ini hubungan NASA dan badan antariksa Rusia memang sangat mesra. Namun kemesraan itu harus putus setelah Rusia dianggap "mencaplok" wilayah Crimea yang sebelumnya milik Ukraina. 

NASA dan Rusia Tetap Kerjasama untuk Urusan Stasiun Antariksa

Para pegawai NASA tidak diizinkan untuk bepergian ke Rusia atau menerima kunjungan sampai pemberitahuan berikutnya. Mereka juga dilarang saling berkirim surat elektronik atau melakukan konferensi jarak jauh dengan mitra di Rusia.

Meski pecah, NASA dan Rusia masih bekerjasama untuk urusan Stasiun Antariksa Internasional.  Aktivitas-aktivitas yang berhubungan dengan stasiun antariksa dikecualikan dari larangan tersebut. "NASA dan badan luar angkasa Rusia akan terus bekerja sama untuk menjaga keselamatan dan kesinambungan operasi dari stasiun antariksa," menurut pernyataan resmi NASA, Rabu (2/4).


Setelah mempensiunkan pesawat ulang aliknya, NASA sangat bergantung pada Rusia. Pasalnya, pergi ke stasiun luar angkasa tersebut negeri Paman Sam itu harus membayar hampir USD 71 juta untuk menumpang satu kursi di roket milik Rusia, Soyuz.

Sebuah roket Rusia minggu lalu mengirim tiga astronot, termasuk Steve Swanson dari Amerika. Laboratorium tersebut adalah kemitraan antara AS, Rusia, Eropa, Jepang dan Kanada. Astronot-astronot AS berlatih di Rusia sebelum terbang ke stasiun antariksa.

Setelah putus hubungan, NASA mengaku tak bergantung pada Rusia untuk terbang ke luar angkasa. NASA mengatakan sedang mencari perusahaan roket swasta untuk mengirim astronot pada 2017. (JPNN)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar